Inilah sifat manusia, tidak pernah merasa puas dengan harta. Buktinya adalah hadits-hadits berikut:
Pertama:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “”Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, 17/41, Dar Ihya' At Turots Al 'Arobi). Berarti dalam do'a ini kita meminta pada Allah [1] petunjuk (hidayah), [2] ketakwaan, [3] sifat menjauhkan diri dari yang haram, dan [4] kecukupan.
Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang selalu memiliki sifat ghina yang selalu merasa cukup dengan nikmat harta yang Allah berikan.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.com
Diselesaikan di Sleman, 21 Muharram 1431 H
Pertama:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
«
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ ،
إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ »
“Celakalah
hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi,
ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari no. 6435)
Kedua:
Dari Ibnu 'Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Kedua:
Dari Ibnu 'Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ
كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ
يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى
مَنْ تَابَ
“Seandainya
manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan
lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah
tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin
bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)
Ketiga:
Dari Ibnu 'Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Ketiga:
Dari Ibnu 'Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ
أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ
مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ،
وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya
manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan
harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika
diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja
yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437)
Keempat:
Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,
Keempat:
Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ
يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ
أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ
ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ،
وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ »
“Wahai
sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia
masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah
kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah
akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi
siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)
Dari Anas, dari Ubay, beliau mengatakan, “Kami kira perkataan di atas adalah bagian dari Al Qur'an, hingga Allah pun menurunkan ayat,
Dari Anas, dari Ubay, beliau mengatakan, “Kami kira perkataan di atas adalah bagian dari Al Qur'an, hingga Allah pun menurunkan ayat,
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
“Bermegah-megahan dengan harta telah mencelakakan kalian.” (QS. At Takatsur: 1). (HR. Bukhari no. 6440)
Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Menjaga diri dari fitnah (cobaan) harta.”
Beberapa faedah dari hadits-hadits di atas:
Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Menjaga diri dari fitnah (cobaan) harta.”
Beberapa faedah dari hadits-hadits di atas:
Pertama: Manusia begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan merasa cukup dengan apa yang ada.
Kedua: Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Perut
manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah”, maksudnya:
Tatkala manusia mati, perutnya ketika dalam kubur akan dipenuhi dengan
tanah. Perutnya akan merasa cukup dengan tanah tersebut hingga ia pun
kelak akan menjadi serbuk. (Syarh Ibnu Batthol)
Ketiga:
Hadits ini adalah celaan bagi orang yang terlalu tamak dengan dunia
dan tujuannya hanya ingin memperbanyak harta. Oleh karenanya, para
ulama begitu qona'ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang mereka
peroleh. (Syarh Ibnu Batthol)
Keempat:
Hadits ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Yang namanya zuhud
pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan dari
Allah. (Keterangan Ibnu Rajab dalam Jaami'ul Ulum wal Hikam)
Kelima: Manusia akan diberi cobaan melalui harta. Ada yang bersyukur dengan yang diberi. Ada pula yang tidak pernah merasa puas.
Raihlah Kekayaan Hakiki
Raihlah Kekayaan Hakiki
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051). Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab “Kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan hati (hati yang selalu merasa cukup).”
Ya Allah, Berikanlah Kepada Kami Kecukupan
Ya Allah, Berikanlah Kepada Kami Kecukupan
Oleh
karena itu, banyak berdo’alah pada Allah agar selalu diberi kecukupan.
Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” (Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina) (HR. Muslim no. 2721)An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “”Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, 17/41, Dar Ihya' At Turots Al 'Arobi). Berarti dalam do'a ini kita meminta pada Allah [1] petunjuk (hidayah), [2] ketakwaan, [3] sifat menjauhkan diri dari yang haram, dan [4] kecukupan.
Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang selalu memiliki sifat ghina yang selalu merasa cukup dengan nikmat harta yang Allah berikan.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.com
Diselesaikan di Sleman, 21 Muharram 1431 H
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar