Recep Tayyip Erdogan
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintahan Reccep Thayyib
Erdogan, kembali melakukan gebrakan. Kali ini, ia berencana menutup bar
dan klub malam guna meminimalisir kehidupan malam di Istambul.
Recana Erdogan itu disambut gembira warga Turki. Nazan Mehmet misalnya, tak ragu memberikan dukungan terhadap kebijakan Erdogan."Saya sepenuhnya berdiri di samping Erdogan," kata dia seperti dikutip HYPERLINK "http://onislam.net"onislam.net, Jumat (22/11).
Nazan mengatakan industri pariwisata dan hiburan memiliki sumbangsih terhadap perekonomian namun jangan sampai melibatkan aktivitas bar dan klub malam. "Mereka yang percaya wisatawan mengunjungi Turki karena kegiatan itu salah besar. Banyak daya tarik yang membuat wisatawan datang," kata dia.
Walikota Istanbul, Ahmet Misbah Demircan mengatakan sejak lama warga Istanbul terganggu dengan kehidupan malam kota. Pengunjung lokal dan asing telah melupakan warga yang hendak beristirahat. "Kami tidak melarang alkohol. Karena bukan itu masalahnya," kata dia.
Namun, tidak semua warga Turki mendukung kebijakan itu. Sebagian menganggap kebijakan itu secara terang-terangan membunuh sekularisme Turki dengan memasukan unsur agama dalam kebijakan negara.
"Ini telah terjadi secara bertahap," kata Anaalis, Kana Everen. Ia mencontohkan, pencabutan larangan jilbab di institusi pendidikan, pertumbuhan sekolah Islam dan pesatnya perkembangan perbankan syariah jadi contoh konkret.
Menurut Kana, jelas ada perbedaan aktivitas kehidupan malam sebelum dan sesudah era Erdogan. Yang pasti, ada kemungkinan wisatawan tidak lagi tertarik mengunjungi Turki. "Motif dibalik langkah ini sangat jelas, memaksa pemilik bar baik untuk menutup usaha mereka atau bersiap-siap untuk menanggung kerugian," katanya.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/11/23/mdxwmc-turki-berencana-tutup-bar-dan-klub-malam
Recana Erdogan itu disambut gembira warga Turki. Nazan Mehmet misalnya, tak ragu memberikan dukungan terhadap kebijakan Erdogan."Saya sepenuhnya berdiri di samping Erdogan," kata dia seperti dikutip HYPERLINK "http://onislam.net"onislam.net, Jumat (22/11).
Nazan mengatakan industri pariwisata dan hiburan memiliki sumbangsih terhadap perekonomian namun jangan sampai melibatkan aktivitas bar dan klub malam. "Mereka yang percaya wisatawan mengunjungi Turki karena kegiatan itu salah besar. Banyak daya tarik yang membuat wisatawan datang," kata dia.
Walikota Istanbul, Ahmet Misbah Demircan mengatakan sejak lama warga Istanbul terganggu dengan kehidupan malam kota. Pengunjung lokal dan asing telah melupakan warga yang hendak beristirahat. "Kami tidak melarang alkohol. Karena bukan itu masalahnya," kata dia.
Namun, tidak semua warga Turki mendukung kebijakan itu. Sebagian menganggap kebijakan itu secara terang-terangan membunuh sekularisme Turki dengan memasukan unsur agama dalam kebijakan negara.
"Ini telah terjadi secara bertahap," kata Anaalis, Kana Everen. Ia mencontohkan, pencabutan larangan jilbab di institusi pendidikan, pertumbuhan sekolah Islam dan pesatnya perkembangan perbankan syariah jadi contoh konkret.
Menurut Kana, jelas ada perbedaan aktivitas kehidupan malam sebelum dan sesudah era Erdogan. Yang pasti, ada kemungkinan wisatawan tidak lagi tertarik mengunjungi Turki. "Motif dibalik langkah ini sangat jelas, memaksa pemilik bar baik untuk menutup usaha mereka atau bersiap-siap untuk menanggung kerugian," katanya.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/11/23/mdxwmc-turki-berencana-tutup-bar-dan-klub-malam