Betapa berbedanya penampilan bangsa Muslim Palestina dengan bangsa Yahudi Israel menghadapi perang di Gaza. Ada ketegaran, ketenangan dan kesabaran
yang sangat nyata terlihat di wajah banyak warga Gaza selama perang
berlangsung. Sementara itu jelas terlihat hadirnya tanda-tanda kepanikan, keresahan dan ketakutan
pada sebagian besar warga negara Zionis di wilayah selatan Israel
setiap kali sirene berbunyi menjelang mendaratnya roket para pejuang
Palestina.
Padahal jika dibandingkan jelas terlihat
bahwa ancaman yang dihadapi warga Gaza sangat jauh berbeda dengan apa
yang dihadapi oleh warga Israel Selatan. Rakyat Palestina menghadapi
ancaman serangan pasukan Zionis Yahudi Israel dari arah udara, darat
dan laut. Mereka diserang oleh militer sebuah negara yang
dikategorikan sebagai kekuatan urutan ketiga di seluruh dunia. Kekuatan
yang didukung oleh mesin pembunuh canggih buatan Amerika Serikat.
Sedangkan
rakyat Israel Selatan ”hanya” menghadapi ancaman roket-roket buatan
tangan pejuang Palestina. Roket yang dikatakan oleh seorang pengamat di
Amerika sebagai hanya ”satu stadium di atas mercon”. Padahal setiap
kali sebuah roket dilontarkan dari Gaza rakyat Israel Selatan
dilindungi pemerintahnya dengan ”early warning system” berupa sirene
yang menyebabkan mereka masih punya waktu limabelas detik untuk berlari
ke shelter (tempat berlindung). Sedangkan rakyat Palestina dapat
terluka bahkan terbunuh kapan saja. Ancaman tersebut bisa datang dari
arah darat, laut maupun udara. Ancaman tersebut bisa berupa peluru
sniper hingga bom White Phosphourus.
Jelas ancaman yang membayangi warga Gaza
sangat jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan ancaman yang
membayangi rakyat Israel Selatan. Sambil tidak ada satupun tempat
berlari atau mengungsi bagi warga Jalur Gaza karena blokade seluruh
perbatasannya masih diberlakukan oleh pemerintahan penjajah Israel.
Dengan gambaran perbandingan seperti di
atas kita jumpai suatu fakta mencengangkan. Ketegaran, ketenangan dan
kesabaran yang sangat nyata terlihat di wajah banyak warga Gaza selama
perang berlangsung. Sementara itu jelas terlihat hadirnya tanda-tanda
kepanikan, keresahan dan ketakutan pada sebagian besar warga Israel
Selatan. Mengapa hal ini terjadi? Suatu bangsa di bawah bayang-bayang
ancaman serangan begitu mematikan dan dahsyat
memperlihhttp://draft.blogger.com/post-create.g?blogID=9177303894185623820atkan
ketegaran, ketenangan dan kesabaran, sementara itu suatu bangsa lain
di bawah bayang-bayang ancaman roket yang sekedar ”satu stadium di atas
mercon” mempertontonkan kepanikan, keresahan dan ketakutan.
Saudaraku, ini semua hanya membuktikan
betapa berbedanya kualitas manusia Palestina Muslim dengan manusia
Israel Yahudi. Manusia Muslim yang beriman hidup dengan pemahaman dan
keyakinan bahwa dunia ini merupakan tempat hidup sementara. Sedangkan
manusia Yahudi kafir menyangka bahwa dunia ini merupakan satu-satunya
tempat hidup. Orang yang percaya bahwa masih ada kehidupan selain dunia
ini tentunya selalu memiliki harapan akan keadaan yang jauh lebih baik
dalam kehidupan di akhirat kelak. Ia boleh jadi mengalami penderitaan
bahkan musibah dalam hidupnya di dunia, namun itu semua menjadi tidak
berarti bila dibandingkan dengan kehidupan di surga penuh kenikmatan di
akhirat.
وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ
فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ
بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
"Pada hari berbangkit didatangkan orang
yang paling sengsara hidupnya di dunia dari ahli surga. Maka ia
dicemplungkn ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya:"Hai anak Adam,
apakah kau pernah melihat kesengsaraan? Apakah kau pernah merasakn
penderitaan?" Ia menjawab:"Tidak, demi Allah wahai Rabb. Aku tdk pernah
mengalami kesengsaraan dan tidak pula melihat penderitaan" (HR Muslim 5018)
Hal inilah yang membuat bangsa Palestina
menjadi begitu tegar dan tetap optimis betapapun penderitaan yang
mereka telah alami. Ini pula rahasianya mengapa begitu sering kita
saksikan melalui layar kaca bila warga Gaza diwawancarai mereka
berkata: ”Kami punya Allah yang selalu melindungi kami.” Subhanallah...!
Sebaliknya orang Yahudi kafir menjadi
sedemikian stress dan hidup penuh kegelisahan karena mereka tidak punya
pemahaman dan keyakinan adanya kehidupan selain dunia ini. Oleh
karenanya bila kehidupan satu-satunya ini sudah diwarnai dengan
ketidak-tenteraman, maka mereka menghayatinya sebagai puncak musibah.
Mereka memandang bahwa surga mereka segera terusik dan terganggu. Dan
pemerintah Zionis menjadi sedemikian angkara murka terhadap siapa saja
yang mereka
nilai mengganggu ketenteraman hidup satu-satunya. Dan karena itu pula
mereka menjadi sedemikian sadis terhadap seluruh warga Gaza karena
seluruhnya dianggap sebagai bagian dari Hamas, organisasi teroris yang
harus dimusnahkan...! Demi memelihara surga dunia mereka, bangsa Yahudi
Zionis Israel rela menjadikan bangsa Palestina mengalami neraka dunia.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ
فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ
فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak
akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan" (QS
Hud15-16)
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar