Oleh Dr. Mohamad Daudah
Prolog
Setiap
Nabi dan Rasul Allah memiliki mujkjizat yang mengunguli perlawanan
masyarakat di zamanya. Nabi Nuh memiliki, misalnya, mukjizat teknologi
kapal yang mengungguli kemampuan umatnya yang membangkang padanya
kendati sudah berdakwah kepada mereka selama 950 tahun. Nabi Yusuf
memiliki mukjizat mimpi yang mampu meramal apa yang akan terjadi dan
kemampuan manajemen pemerintahan luar bisaa dalam kondisi negeri Mesir
dilanda krisis ekonomi bekepanjangan. Nabi Musa memiliki mukjizat
tongkat yang bisa memakan ular-ular tukang sihir dan membelah lau mereah
yang menjadi sebab tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya. Nabi Isa
juga memiliki keahlian ilmu kesehatan yang mampu menyembuhkan berbagai
penyakit kronis yang mengancam umatnya yang pembangkang.
Demikianlah
para Nabi dan Rasul, Allah berikan kepada mereka mukjizat seuai dengan
perkembangan masyarakat yang mereka hadapi. Lalu, bagaimana dengan Nabi
Muhamamd Saw. sebagai Rasul Allah terakhir diutus di akhir zaman ini?
Jawabannya Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw adalah mukjizat akhir zaman
yang mampu mengungguli perkembangan hidup akhir akhir zaman, khususny
adalam bidang ilmju pengetahuan dan teknologi.
Buktinya, kendati
Al-Qur’an diturunkan lebih dari 14 abad yang lalu di mana di masa itu
sama sekali belum mengalami perkembangan berbagai sarana hidup seperti
saat ini, namun ternyata Al-Qur’an dan Sunnah (Hadits-Hadits) Rasul Saw.
telag bicara dengan lantang, dan sebagiannya dengan sangat rinci.
Sunhguh keduanya adalah mukjizat yang mampu mengalahkan kepandaian
masnusia dalam bidang ilmu pengetahuan sebagaimana yang akan kita
saksikan dalam rubric Mukjizat Al-Qur’an dan Sunnah ini.
Sebuah
lembaga pengkajian aspek sains dan teknologi yang tekandung dalam
Al-Qur;an dan Sunnahpun didirikan pada tahun 1987 di bawah suvervisi
Rabithah Alam Islami di Mekkah Al-Mukarromah. Penggagasnya adlah seorang
ulama asal Yaman bernama Syeh Abdul Majid Azendani. Beluah adalah
seorang ahli farmasi yang sangat mebuasai sains moderen dan juga tafsir
dan hadits.
Sejak lembaga tersebut berdiri, sudah diadakan lebih
dari 10 kali seminar internasional terkait kajian aspek sains dalam
Al-Qur’an dan Sunnah di berbagai Negara, termasuk di Inidenisia,
tepatnya di kota Bandung tahun 1994 seminar internasionalnya yang ke
enam yang dihadiri tak kurang dari 600 ilmuan dari berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Yang menarik adalah mereka bukan hanya Muslim, akan tetapi
juga terdapat ilmuan-ilmuan non Muslim.
Sejak lemabaga tersebut
berdiri, sudah puluhan dan bahkan ratusan ilmuan dunia, baik dari barat
maupun timur yang masuk Islam, karena memahami bahwa Al-Qur’an dan
Sunnah benar-benar muknjizat akhir zaman. Al-Qur’an dan Sunnah jauh
lebih unggul dari hasil pemikiran manusia moderen, termasuk dalam bidang
ilmu pengetahuan moderen, kendati ditiurunkan lebih 14 abad sialm.
Dalam
rubrik Mukjizat Al-Qur’an dan Sunnah ini, kami akan menyajikan makalah
atau tulisan-tulisan ilmiyah para scientist yang sudah lolos pengujuan
baik dari segi pandangan Islam maupun dari sisi ilmiahnya.
Tulisan-tulisan tersbut jiga dapat diakses melau web resmi lembaga
tersebut dalam bahasa Arab, inggris dan berbagai bahasa lain.
Untuk tulisan pertama, kami menemukan karya ilmiyah yang sangat mengagumkan dengan judul: Iman adalah Obat Jiwa dan Fisik. Selamat menikmati.
Iman adalah Obat Jiwa dan Fisik
Dr. Mohamad Daudah
Commission on Scientific Signs of Qur'an & Sunnah
Rabithah Alam Islami (nooran.org)
Diterjemnahkan & diringkas oleh: Fathuddin Ja’far
Sebelum
revolusi sains dan teknologi dan munculnya berbagai peralatan canggih,
manusia belum dapat memahami secara pasti mekanisme dan fungsi akal yang
membedakan manusia dengan hewan dan pembatasan tempatnya pada otak.
Perlahan-lahan tempat-temapt yang terkait dengan indera, bicara dan
gerak ditemukan. Penemuan mutakhir yang amat mengagumkan ialah
diketahuninya sentra di otak yang aktif disebabkan keimanan dan ibadah
yang berfungsi untuk menyeimbangkan peran kejiwaan dan fisik. Hal
tersebut menetapakan prinsip penciptaan bahwa iman adalah fitrah yang
tertanam dalam jiwa manusia. Jiwa yang khusyuk akan mempengaruhi
kesehatan jiwa dan fisik.
Peneltian-penelitian ilmiah akhir-akhir
ini telah mengagetkan kita bahwa iman kepada Allah dan beribadah
kepada-Nya merupakan dorongan fitrah yang memiliki mekanisme dan
berpusat di otak manusia. Bila seseorang tidak piawai dalam
mengoperasikannya maka ia telah dengan sengaja untuk tidak berbeda
dengan hewan yang mengakibatkan kehilangan keseimbangan jiwa dan fisik.
Yang amat mengagumkan lagi ialah bahwa pengoperasian mekanisme tersebut
sesuai dengan arahan-arahan agama yang mencerminkan gambaran yang amat
sempurna, konprehensif dan bersih, sebagaimana yang tertuang dalam
Al-Qur’an Al-Karim sebagai manhajul hayah (konsep hidup). Bukan hanya
itu, akhir-kahir ini, dalam Al-Qur’an juga ditemukan berbagai fakta
ilmiyah lainnya yang sangat menambah kekuatan iman kita.
Para
ahli jiwa amat concern meneliti kaitan antara fisik dan psikis manusia
dan pengaruh masing-masing di antara kediuanya. Akhirnya diketahuilah
bahwa penyakit fisik memungkinkan terjadinya tekanan jiwa atau
kemungkina berakar dari masalah kejiwaan (psikis). Lalu lahir sebuah
cabang ilmu jiwa dengan nama Psychosomatic.
Dr. Badar Al-Anshori
menjelaskan sebagian peneliti memastikan bahwa pessimism (pesimis)
menambah kemungkinan besarnya manusia ditimpa penyakit fisik seperti
kangker sebagaimana pesimis juga erat kaitannya dengan berbagai
goncangan jiwa seperti stress, putus asa dan depresi.
Berbagai
penelitian yang dilakukan terhadap penderita penyakit kangker
menjelaskan adanya hubungan positif antara pesimis dan kecepatan
penyebaran penyakit kangker tersebut. Perasaan putus asa juga
menyebabkan cepatnya penyebaran penyakit kangker. Sebaliknya, iman dan
ridha terhadap keputusan Allah menyebakan terjadinya self teratment
(pengobatan mandiri) dalam sebagian kasus kesembuhan kangker.
Sebagai
berita gembiranya ialah ditemukannya sebuah pusat di otank yang aktif
melakukan renungan (meditation) yang disertai ibadah dan mengembalikan
fungsi fisik dasar kepada kondisi istirahat (state rest) yang mendukung
fitrah keimanan dan pengaruh fisiknya.
Gambar
sebuah aktivitas pada otak sebelum (sebelah kiri pembaca) dan sesudah
(sebelah kanan pembaca) berfikir, khusyuk dan merenung, terdapat sebuah
lubang/pusat pada baseline (sebelah kanan) yang akktif dengan berfikir,
khuyuk dan merenung, dibandingkan dengan kondisi biasa (sebelah kiri)
Kesimpulan
penelitian ilmiah yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2001 dari
hasil penggunaan teknologi baru scanning terhadap otak yang dilakukan
oleh sebuah team ilmiah yang dipimpin DR. Andrew Newberg, professor
Radiology pada fakultas kedokteran Universitas Philadelphia, USA ialah :
Kepercayaan kepada Allah adalah desain dasar (design in built) yang
sudah ada dalam otak. Sebab itu, tidak mungkin seseorang dapat terlepas
darinya kecuali dengan pura-pura buta terhadap fitrah yang lurus yang
menjadikan manusia terdorong untuk beragama sepanjang sejarah.
Pengingkaram
terhadap kecenderungan keimanan tersebut berarti mengabaikan
kekuatan/kemampuan yang dahsyat yang berkembang sehingga memungkinkan
seseorang mengenal kekuasaan Allah dengan berfikir dan meneliti
ciptaan-Nya. Menurut Prof. Andrew Newberg, bahwa manusia dapat dikatakan
diarahkan oleh satu kekuatan terhadap agama (religion for wired-hard).
Sebabliknya, penelitian ilmiah sama sekali tidak mungkin menceritakan
kepada kita secara langsung akan Dzat Allah… Akan tetapi ia dapat
menceritakan kepada kita bagaimana Dia (Allah) mencipatakan manusia agar
mereka mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Penelitian Ilmiah
juga dapat menceritakan kepada kita bahwa beribadah kepada Allah adalah
tugas, sedangkan beriman kepada-Nya adalah tuntutan alamiiah sama halnya
dengan makan dan minum. Otak manusia bukan hanya sebuah alat sebagai
chip yang bertugas untuk beriman kepada Allah. Akan tetapi ia juga
disiapkan untuk melaksanakan tugas ibadah untuk menjaga keselamatan jiwa
dan fisik (physicist and physic) dengan arahan-arahan praktek aktif
melalui sistematika saraf dan hormone yang saling terikat.
Dengan
demikian, keyakinan kita akan keberadaan dan kekuasaaan Allah semakin
bertambah. Jika tidak, untuk apa gunanya kekuatan/kemampuan dahsyat yang
diberikan kepada manusia yang membedakan antara mereka dengan semua
makhluk hidup di muka bumi? Sebab itu, iman kepada Allah dalam
penelitian-penelitian ilmiah moderen bukanlah seperti filsafat dan
khayalan masyarakat sebagaimana yang didengung-dengunkan oleh kalangan
atheist (kaum darwinis evolutionist dan komunis) yang tidakaada sandaran
ilmiahnya pada awal abad 20. Dugaan mereka telah nyata kegagalannya di
mana mereka menduga bahwa manusialah yang menciptakan agama merke
sendiri, khususnya setelah ditemukannya fakta ilmiah di atas bwa manusia
telah Allah ciptakan beragama secara alami dan memberi mereka kekuatan/
kemampuan untuk mengenal dan beribadah kepada-Nya.
Sebagaimana
seseorang akan bersih jiak ia rutin berudhuk (bersuci dari hadas kecil),
kendatipun ia bukan muslim. Demikian pula ia akan meraih kebaikan jika
ia praktekkan prilaku-prilaku ibadah seperti berfikir, khusyuk dan
merenung, karena ia mengoperasikan pusat-puast yang mirip dengan
pusat-pusat keimanan dalam otak yang bekerja untuk rileksasi dan
terlepas dari perasaan-perasaan negative seperti ketakutan, kegelisahan,
dan stress. Saat itulah seseorang berpindah dari kondisi keterasingan
dan kesendirian kepada kondisi rileks dan tenang, kendatipun ia tidak
mendapatkan jatah akhirat (karena tidak beriman kepada Allah).
Telah
diterbitkan beberapa studi ilmiah yang menjelaskan bagaiman iman kepada
Allah merupakan fitrah yang tertanam dalam diri manusia dan
mengopersikan mekanismenya dengan ibadah adalah jalan menuju sehat dan
bahagia. Di antaranya buku : Iman Kepada Allah Tertanam Dengan Kuat
dalam Diri Kita, karya Dean H. Hamer, 2005, dan buku : Iman dan
Kesehatan, karya Jeff Levin Ph.D, dan buku : Iman, Kesehatan dan
Kesuksesan, karya Andrew Perriman.
Demiakianlah bahwa tenggelam
dalam ibadah membuka cakrawala perasaan ketinggian dan memberikan
bantuan untuk terlepas dari berbagai kepediahan dan tekanan jiwa serta
kesembuhan dari berbagai kegoncangan seperti kegelisahan, stress,
depresi dengan berbagai efek fisik lainnya.
Pelaksanaan ibada
secara teratur akan memperbaharui kemampuan untuk pindah ke alam yang
jiwa tenang di dalamnya dan terhindar dari tekanan-tekanan. Dalam
kondisi seperti itu, seseorang akan tidak lagi concern terhadap alam
luar (lahiriah yang menekan di sekitarnya) kendati bertambah. Barang
kali dalam tingkat tertentu, kekuatannya akan bertambah untuk menanggung
beban kepedihan anggota fisik, seperti yang dikatakan DR. Lawrence
Mickeny, direktur Lemabaga Amerika Untuk Pengobatan Kegoncangan Otak,
bahwa melaksanakan perenungan yang mendalam sampai khusyuk dapat
menolong mengalahkan rasa kepedihan jiwa dan perasaan down, dan mampu
mengembalikan keseimbangan dalam mendistribusikan aktivitas pada
pusat-pusat otak serta dapat mengosongkan wadah perasaan celaka (bahaya)
da kehilangan harapan kendati bagi mereka yang tidak beriman kepada
Tuhan sekalipun.
Apa yang menjadi concern kita sebagai Muslim
ialah bahwa Syariat Islam yang suci ini telah mendahului
penemuan-penemuan tersebut lebih dari 14 abad dalam hal memotivasi
berzikir kepada Allah, menegakkan shalat. Islam juga telah menyanjung
peran iman dan khuysuk dalam merileksasi jiwa. Allah berfirman :
Orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan hati mereka tenang dengan
dzikrullah (mengingat Allah). Ingatlah! Denan mengingat Allah itu hati
akan tenang. Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh,
keberuntunganlah bagi mereka dan bagi mereka sebaik-sebaik tempat
kembali (Syurga)”. (Q.S. Arra’du / 13 : 28 – 29)
Akhirnya, kita berucap : Maha Suci Engkau Yaa Allah yang telah memilih kami menjadi Muslim/ Muslimah, Mukmin/Mukminah.
Yaa Allah! Kuatkanlah iman kami. Tambahlah ilmu dan ketaatan kami. Matikanlah kami dalam Husnul Khatimah.. Amin....
(1) الشخصية المستهدفة للإصابة بالسرطان (د. بدر محمد الأنصاري قسم علم النفس كلية العلوم الاجتماعية جامعة الكويت 1996م).
(2) عدد من المقالات منشورة بالإنجليزية.
(3) مسند أحمد ج5 ص364 و371.
(4) البداية والنهاية ج9 ص108.
(5)
(مفاتيح تدبر القرآن والنجاح في الحياة) د. خالد بن عبد الكريم اللاحم
أستاذ القرآن وعلومه المساعد بجامعة الإمام محمد بن سعود الإسلامية, فهرسة
مكتبة الملك فهد الوطنية بالرياض، 1425هـ.
(6) د. وائل أبو هندي جواب منشور في موقع إسلام أونلاين محدث الأحد 24 ديسمبر 2006.
(7) (اثر القرآن في الأمن النفسي) بتصرف قليل من مقال منشور للباحثة في العلوم الإسلامية الأستاذة ناهد عبدالعال الخراشي.
(8) (الصلاة وأثرها على النفس والوجدان) د. إبراهيم بن حمد النقيثان مقال منشور يوم 8/10/1427هـ.
(9) (العلاج النفسي الذاتي بالقرآن) د. رامز طه مقال منشور بموقعه (أساليب العلاج النفسي الحديثة وتطبيقاتها).
Sumber : http://www.eramuslim.com/syariah/quran-sunnah/iman-adalah-obat-jiwa-dan-fisik.htm
Share
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari) <---> Bagi yang membaca ini alangkah baiknya untuk membagikan pada yang lain, Ayo silahkan dishare.... Teruskan ilmu, jangan disimpan sendiri...
Jumat, 11 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ayo bersedekah setiap hari
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270)
Lihat catatan keuangan anda/keuangan perusahaan anda !
Apakah pengeluaran lebih besar dari pemasukan? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang pailit.
Apakah pengeluaran dan pemasukan seimbang? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang rugi.
Apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang beruntung.
Hari ini mesti lebih baik dari ari kemarin dan hari esok meski lebih baik dari hari ini.
Perbanyak infaq anda jika anda mengalami kerugian, jangan berhenti berinfaq ketika anda meraih keuntungan yang banyak. Justeru semakin banyak untung, akan semakin keranjingan berinfaq.
Ayo salurkan sebagian rezeki anda kepada orang-orang yang ada di sekitar anda, atau juga bisa melalui program yang kami tawarkan berikut ini :
1. Zakat
2. Infaq/shadaqah
3. Wakaf
Salurkan sebagian rezeki anda melalui salah satu nomor rekening berikut :
Mohon konfirmasinya seberapapun harta yang anda infaqkan
Bila sudah ditransfer mohon konfirmasi via WA ke nomor 082354458007 caranya :
1. Zakat
Ketik : ZAKAT_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : ZAKAT 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.011,-
2. Infaq/shadaqah
Ketik : INFAQ_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 2.000.022,-
3. Waqaf
Ketik : WAQAF_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 5.000.000,-
4. Anak Yatim
Ketik : YATIM_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 3.000.033,-
5. Buka Puasa
Ketik : PUASA_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Terimakasih atas partisipasinya kepada rekan-rekan yang telah berbagi terutama buat mereka yang belum melakukan konfirmasinya, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik dan menjadi amalan yang akan memperberat amal kebaikan di yaumil akhir.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270)
Lihat catatan keuangan anda/keuangan perusahaan anda !
Apakah pengeluaran lebih besar dari pemasukan? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang pailit.
Apakah pengeluaran dan pemasukan seimbang? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang rugi.
Apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang beruntung.
Hari ini mesti lebih baik dari ari kemarin dan hari esok meski lebih baik dari hari ini.
Perbanyak infaq anda jika anda mengalami kerugian, jangan berhenti berinfaq ketika anda meraih keuntungan yang banyak. Justeru semakin banyak untung, akan semakin keranjingan berinfaq.
Ayo salurkan sebagian rezeki anda kepada orang-orang yang ada di sekitar anda, atau juga bisa melalui program yang kami tawarkan berikut ini :
1. Zakat
2. Infaq/shadaqah
3. Wakaf
4. Anak Yatim
5. Buka Puasa
Salurkan sebagian rezeki anda melalui salah satu nomor rekening berikut :
--> Bank BRI Syariah No Rek. 1041682996
--> Bank Muamalat No Rek. 3560009874
--> Bank Mandiri No Rek. 114-00-0594415-5
--> Bank BCA No Rek. 8110330589
Semua atas nama Wagimin.Mohon konfirmasinya seberapapun harta yang anda infaqkan
Bila sudah ditransfer mohon konfirmasi via WA ke nomor 082354458007 caranya :
1. Zakat
Ketik : ZAKAT_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : ZAKAT 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.011,-
2. Infaq/shadaqah
Ketik : INFAQ_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 2.000.022,-
3. Waqaf
Ketik : WAQAF_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 5.000.000,-
4. Anak Yatim
Ketik : YATIM_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 3.000.033,-
5. Buka Puasa
Ketik : PUASA_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.033,-
Penolong Misterius
Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang bergaung indah memenuhi angkasa.
"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.
Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.
Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.
"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.
Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.
Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.
Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.
"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.
Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.
"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.
"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.
Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.
"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.
"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.
Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.
Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?
Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.
Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!
"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.
Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.
"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.
"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.
"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.
"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.
"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.
Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.
"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."
"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.
Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.
"Sekarang pulanglah!" kata Ali.
Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.
"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.
Ali tersenyum dan mengangguk.
"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.
"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.
Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.
Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.
Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.
"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"
"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.
Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.
Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.
"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.
Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.
Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.
"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.
Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.
Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.
Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.
"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.
Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.
"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.
"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.
Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.
"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.
"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.
Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.
Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?
Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.
Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!
"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.
Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.
"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.
"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.
"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.
"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.
"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.
Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.
"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."
"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.
Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.
"Sekarang pulanglah!" kata Ali.
Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.
"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.
Ali tersenyum dan mengangguk.
"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.
"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.
Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.
Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.
Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.
"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"
"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.
Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.
Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar