PenglihatanNya bisa menembus langit dan bumi.
“Dialah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya
dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia
bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.” [Al Hadiid 4]
Dia bisa melihat semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di langit yang kelam.
Tak ada selembar daun pun yang jatuh ke bumi tanpa Allah melihatnya. Tidak pula daun kering atau basah kecuali Allah melihatnya.
“Dan pada sisi Allah-lah
kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan
tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu
yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfudz)” [Al An’aam 59]
Allah bisa melihat meski itu hanya sebesar dzarrah.
(Luqman berkata): “Hai anakku,
sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.” [Luqman 16]
Ini beda dengan manusia yang
penglihatannya terbatas. Bahkan pada umur 70 tahun ke atas, pandangan
manusia rabun bahkan ada yang buta karena katarak atau penyakit mata
lainnya.
Pandangan manusia pun terbatas.
Manusia tidak bisa melihat tengkuknya sendiri.
Ada yang pernah melihat tengkuknya sendiri?
Manusia juga tidak bisa melihat jantungnya sendiri.
Saat meleng atau pun tidur, manusia tidak dapat melihat. Sementara Allah selalu Melihat kapan saja dan di mana saja.
Benda yang jauh pun manusia tidak bisa melihatnya.
Padahal pandangan Allah meliputi bumi hingga langit ke 7.
“Sesungguhnya Allah mengetahui
apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” [Al Hujuraat 18]
Penglihatan Allah berbeda dengan penglihatan makhlukNya:
“…Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” [Al Ikhlas 4]Tidak ada satu pun yang menyerupai Allah karena Allah jauh berbeda dengan makhluqnya (Mukhollafatuhu lil hawaadits)
Subhanallah.
Allah Maha Melihat!
Karena itu jika kita ingin berbuat jahat
seperti korupsi, mencuri, mencopet, dan sebagainya, ingatlah: meski
tidak ada orang yang tahu, tapi Allah melihat perbuatan kita.Allah
melihat kita setiap saat. Allah melihat kita di setiap waktu!
Yakinlah selalu meski tidak ada orang lain yang melihat perbuatan jahat kita, namun Allah selalu melihatnya.
Begitu pula malaikat Roqib dan ‘Atid
yang ada di sisi kanan dan kiri kita mencatat perbuatan kita. Kelak
perbuatan kita akan dibalas oleh Allah SWT.
“…Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Baqarah 233]“…Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.” [Al Baqarah 237]
“…Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” [Al Mu'min 44]
Dari ceramah Ustad Dayat ditambah-tambah sedikit dengan pikiran saya….
Di bawah ada beberapa tulisan yang mudah-mudahan makin menambah keimanan kita:Allah Maha Melihat
Abu Bakar r.a. Ketika menjadi khalifah
kerapkali menginspeksi keadaan rakyatnya dan wilayahnya sampai ke
pelosok negeri hanya dengan berjalan kaki. Hingga pada suatu hari ia
berjalan ke padang rumput dekat pegunungan. Udara sangat sejuk tapi
tenggorokannya kering kehausan. Dilihatnya seorang penggembala sedang
menggembalakan dombanya. Abu Bakar pun memanggilnya, bermaksud meminta
air.
“Hai penggembala! Penggembala!”, teriaknya sambil melambaikan tangan.
“Ada apa, tuan? Ada perlu apa denganku?” jawab penggembala sambil mendatangi Abu Bakar r.a.
“Aku kehausan, mungkin engkau bisa memberiku air susu untukku. Aku ingin membeli susu dari domba gembalaanmu. Aku lelah berjalan seharian dan tenggorokanku kering. Mungkin air susu domba ini dapat menyegarkan badan dan menghilangkan dahagaku.” kata Abu Bakar r.a.
“Maaf, tuan. Aku hanya penggembala. Domba-domba ini bukan milikku. Pemiliknya ada di balik gunung itu. Aku tidak dapat bertransaksi dengan tuan. Namun, jika tuan kehausan dan ingin mendapatkan air susu domba ini, tuan boleh mengambilnya. Nanti aku akan memintakan izin pada pemiliknya atau kupotongkan upahku untukmu.”jawab penggembala.
Abu Bakar terkesan dengan kebaikan hati sang penggembala, ia ingin menguji iman sang penggembala.
“Hai penggembala, bagaimana jika kubeli saja domba yang gemuk ini. Satu ini saja. Ini uangnya. Ambillah.” desak Abu Bakar r.a.
“Maaf tuan, domba ini bukan milikku, aku hanya menggembalakannya. Jika tuan ingin membelinya, aku akan mengantar tuan ke pemiliknya.” kata penggembala sambil mengembalikan uangnya.
“Tapi kau kan dapat mewakilinya. Begini saja, kubeli domba ini dan ini uangnya. Katakan saja pada pemiliknya dombanya hilang atau dimakan serigala. Bukankah daerah ini banyak serigala? Lagipula dengan banyaknya domba pemiliknya tidak akan tahu telah kehilangan seekor. apa pemiliknya menghitung setiap hari? Ambillah, akan kubawa domba ini. Tak akan ada yang tahu.” desak Abu Bakar r.a. lagi.
“Tuan benar. Tak akan ada seorang pun yang tahu kecuali kita. Dan serigala memang banyak berkeliaran di daerah ini. Majikanku juga tidak pernah menghitung jumlah dombanya. Semuanya dipercayakan padaku.” jawab penggembala. “Tapi tuan, katakan padaku, dimanakah Allah? Yang Maha Melihat, Maha Mendengar, Yang Selalu Mengawasi dan Yang Tak Pernah Tidur? Dimanakah Allah, wahai tuan?”
Abu Bakar tersenyum, sangat terkesan dengan jawaban penggembala itu. Hatinya terharu, tak menyangka di tengah padang rumput, di balik gunung, ada seseorang yang begitu agung dan teeguh imannya. Gembira hatinya menyaksikan kualitas iman rakyatnya meski berada di pelosok negeri.
Sesungguhnya denyut hati yang tersirat atau bisikan di tengah kegelapan malam, semuanya selalu dalam pengawasanNya..
Subhanallah………………………by diding
Allah Maha Melihat
Suatu hari, seorang guru meminta tiga muridnya untuk menyembelih tiga ekor ayam ditempat yang berbeda dan yang tidak terlihat oleh siapapun. Ketiga muridnya pun langsung membawa ayamnya masing-masing dan berlari ketempat yng mereka perkirakan tidak ada yang melihat.
Murid pertama pergi ke puncak gunung.
Disana, ia melihat tidak ada satupun yang melihat perbuatannya. Lalu
dengan cepat, ia menyembelih ayam tersebut. Setelah selesai, ia segera
kembali menghadap gurunya.
Murid kedua pergi ke gua. Setelah merasa
tidak ada seorangpun melihatnya ia segera menyembelih ayamnya dan
segera menghadap gurunya.
Sementara itu, murid ketiga tampak
kebingungan. Ia berlari kesana kemarimencari tempat yang dimaksud
gurunya. Lama ia mencari namun tak kunjung menemukan tempat tersebut. Ia
segera menghadap gurunya.
Setelah ketiganya sampai, guru mereka
meminta laporan hasil tugas yang yang ia berikan. Murid pertama segera
melaporkan bahwa dia telah berhasil menyembelih ayam tersebut dan yakin
tidak ada yang melihatnya. Begitu juga murid kedua, dia melaporkan bahwa
berhasil menyembelih ayamnya di gua dan tidak seorangpun melihatnya
saat itu. Sementara murid ketiga, tidak dapat memberikan laporannya.
Sang guru bertanya kepadanya, ” Muridku, apa kamu sudah melaksanakan
tugasmu?”
Si murid menjawab,” Maaf guru, saya tidak dapat melaksanakan tugas yang diperintahkan.”
Sang guru bertanya lagi, “Kamu bisa memebrikan alasannya?”
Sang guru bertanya lagi, “Kamu bisa memebrikan alasannya?”
“Saya tidak bisa menyembelih ayam
ditempat yang tidak terlihat oleh siapapun karena yang saya tahu
ditempat manapun dibumi ini selalu diawasi dan terlihat oleh Allah.”
Mendengar jawaban muridnya sang guru
tersenyum dan berkata, ” Kamu benar muridku, tidak ada tempat didunia
ini yang tidak dalam pengawasan Allah, Allah Maha Melihat.
Allah Maha Melihat apapun yang dilakukan oleh makhluknya didunia ini.”
( Multiple inteligences For Islamic Teaching )Allah Maha Melihat apapun yang dilakukan oleh makhluknya didunia ini.”
http://uyuni.multiply.com/reviews/item/6?&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar