Senin, 31 Desember 2012

Rabb, Izinkan Aku Mendampinginya di Akhirat

Adalah seorang sahabat Rasulullah saw yang telah berumur 35 tahun belum juga menikah. Ia banyak menghabiskan waktunya di suffah Mesjid Nabawi Madinah. Ia termasuk kelompok ahlussuffah bersama Abu Huraerah r.a. Karena kezuhudannya, beliaupun terkenal dengan nama Zahid.

Suatu saat ketia beliau sedang memperkilat pedangnya, Rasulullah saw datang dan memberi salam kepadanya. Kemudian Rasulullah menegurnya, “wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja?”. “Allah bersamaku ya Rasulullah,” jawab Zahid.
“Maksudku kenapa engkau selama ini engkau membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah?,” kata Rasulullah SAW.


“Ya Rasulullah, siapakah yang mau menikah dengan orang seperti aku, yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek seperti ini?! Seakan Zaid menyadari dirinya yang tidaklah mungkin ada wanita yang mau meliriknya apalagi ingin mendampinginya.
Rasulullah berkata kepadanya, ” Asal engkau mau, itu urusan yang mudah!” Ditawari Rasulullah yang notabene Murabbinya, tentu ia sam’an wata’atan saja, apalagi ia semakin dimakan usia.
 

Rasulullah SAW pun meminta kepada seorang sahabat untuk membuatkan surat lamaran yang isinya adalah melamar seorang wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita. Selanjutnya, surat itu diberikan kepada Zahid dan diperintahkanlah ia untuk membawa surat tersebut kepada Said orang tua sahabiyah yang cantik jelita itu.
Setelah memberi salam, ia menyampaikan maksud kedatangannya, “Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasul yang mulia untuk diberikan kepadamu.” Said menjawab, “tentu ini merupakan suatu kehormatan buatku.”
 

Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, tiba-tiba Said kaget dan terkejut dengan isi surat itu. Sebuah lamaran dari Rasulullah saw untuk Said kepada anak perempuannya. Dalam logika Said, bagaimana mungkin menikahkan putrinya yang cantik dan bangsawan lagi kaya dengan seorang pemuda yang sudah tua, yang secara lahiriah sungguh, dan sungguh sangat tidak sederajat. Tetapi bagaimana mungkin juga bisa menolak permintaan Rasulullah saw. Untuk meyakinkan kembali dirinya said pun bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah saw?”
“Apakah engkau pernah melihat aku berbohong? Jawab zahid.”
 

Zulfah sang putri yang cantik jelita melihat bapaknya yang tegang dan salah tingkah, ia pun menghampirinya dan bertanya “Kenapa ayah kelihatan tegang terhadap tamu ini? bukankah lebih baik dipersilahkan masuk?”
“Wahai putriku, tamu ini adalah seorang pemuda yang datang untuk melamar dirimu agar kiranya engkau berkenan menjadi istrinya,” kata ayahnya.
 

Mendengar ucapan ayahnya Zulfah yang cantik jelita itu menangis sejadi-jadinya dan berkata, “Wahai ayah, bukankah banyak pemuda yang tampan dan kaya raya yang menginginkan aku? aku tak mau menikah dengannya dan aku menolak lamarannya!” Rupanya Zulfah merasa terhina dan direndahkan oleh pemuda (yang mungkin dalam batin wanita cantik jelita itu) tidak tahu diri dan lancang melamar dirinya.
Said orangtua wanita cantik jelita itu pun berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau telah melihat sendiri anakku tidak mau? Sebab itu sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”
 

Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, “mengapa ayah membawa-bawa nama Rasulullah?”Akhirnya Said menjelaskan kepada anaknya yang cantik jelita itu, “sesungguhnya pemuda ini datang melamar atas perintah Rasulullah.”
Maka Zulfah istighfar beberapa kali dan menyesal atas kelancangan perbuatannya itu. Ia ingat firman Allah dalam Al-Quran “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. Kami mendengar, dan kami patuh/taat?. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 24:51)” ia kemudian berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, kenapa tidak sejak dari tadi katakan kalau yang melamar ini Rasulullah!?, kalau begitu terima lamarannya dan segera aku harus dinikahkan dengan pemuda ini. 


Sungguh tidak bisa dibayangkan betapa gembiranya Zahid pada saat itu, kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan dalam kata-kata. Ia merasa jiwanya seakan melayang ke angkasa ia pun segera pamit pulang. Sesampainya di masjid ia sujud syukur kepada Allah yang Maha Indah yang senantiasa memberi keindahan
Rasul yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.
“Bagaimana Zahid?”
“Alhamdulillah diterima ya rasul,” jawab Zahid.
“Sudah ada persiapan?”
Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “Ya Rasul, kami tidak memiliki apa-apa.”
 

Rasulullah menyuruhnya pergi ke Abu Bakar, Ustman, dan Abdurrahman bin Auf. Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, kebiasaan orang yang mau menikah ia pergi ke pasar untuk membeli persiapan pernikahan. 

Ditengah kebahagiaannya menanti hari penuh bahagia, pada saat ia sibuk menyiapkan segala urusan pernikahannya, Rasulullah SAW menyerukan perang kepada kaum muslimin untuk menghadapi kaum kafir.
Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?”
Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini kita akan melakukan perang melawan orang kafir, maka apakah engkau tidak mengerti?”.
Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “saya akan menjual perlengkapan kawin ini dan akan kubelikan kuda yang terbagus.”
 

Beberapa sahabat menasehatinya untuk mempertimbangkannya keputusannya itu, “Wahai Zahid, bukankah nanti malam kamu akan berbulan madu, kenapa engkau hendak berperang?”
Zahid menjawab dengan tegas, “Itu tidak mungkin!” tidakkah engkau ingat firman Tuhan “Jika bapak-bapak, anak-anak, suadara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih baik kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dari) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.? (QS. 9:24).
 

Akhirnya Zahid maju ke medan pertempuran dan mati syahid di jalan Allah.
Mendengar berita gugurnya calon pengantin baru, Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”
 

Memang benar firman Allah “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati?.(QS 3: 169-170).

Zahid mendapat rezki yang lebih baik lagi dari yang ditinggalkannya, sebuah kenikmatan yang hakiki, ia pun berbahagia dengan segala anugerah Tuhannya.
 

Para sahabat meneteskan air mata sedih bercampur gembira. Dan ketika Zulfah yang cantik jelita itu mendengar kabar kesyahidan calon suaminya, ia berseru dalam doa, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”
Aku bangga padamu Zahid karena engkau syahid di jalan Allah, tapi aku juga cemburu padamu, karena engkau telah mendapatkan dua yang cantik jelita. Masih adakah seperti itu di zaman sekarang? Semoga.


Sumber : http://abdulrahmansakka.blogspot.com/2008/11/rabb-izinkan-aku-mendampinginya-di_24.html

Minggu, 30 Desember 2012

Do'a Rezeki Do'a yang Dipanjatkan Setelah Sholat Dhuha



ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.


Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Selasa, 25 Desember 2012

Istri Bukan Pembantu

Ilustrasi

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saya adalah seorang ibu yg pernah mengikuti tausiyah Ustadz ketika mengisi safari Ramadhan di Qatar.  Mudah2an Ustadz masih ingat materi "memuliakan istri", ketika itu ustadz menjelaskan kewajiban suami dalam hal nafkah,  istri tdk berkewajiban memasak, mencuci, menyetrika dll, (pekerjaan Rmh Tangga), dan dibolehkan meminta hak atas materi kpd suami utk keperluan pribadinya. Apa yg ustadz sampaikan menuai pro kontra diantara kami, apalagi saat itu ustadz tidak secara gamblang menyertakan hadits/ayat Qur'an yg mendasarinya. Pertanyaan saya :

1. Tolong jelaskan hadits/ayat ttg hal tsb diatas, yang rinci ya ustadz.
2. Apakah hal tsb diatas merupakan khilafiyah, diantara para ulama, kalo ya, tolong juga disertakan pendapat2 ulama lainnya.
3. Dalam terjemahan  khutbah terakhir Nabi Muhammad SAW, pada  saat wukuf diarafah, disebutkan" ...dan berikanlah istrimu makanan dan pakain yang layak," secara bhs Arab samakah arti makanan dan bahan makanan, saya mempunyai persepsi hal itu berbeda, krn makanan adalah siap makan, sedangkan bahan makanan adalah siap olah, tetapi saya ragu, karena ini terjemahan, khawatirnya saya salah persepsi.
Terima kasih atas jawabannya, semoga masalah ini menjadi lebih jelas dan kami senantiasa diberi hidayah utk senantiasa ridho dg ketetapan Allah. Amin

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Widia

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Apa kabar ibu-ibu sekalian, semoga sehat-sehat ya. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesarnya-besarnya atas semua yang telah disiapkan oleh ibu-ibu di Doha Qatar dan di kota-kota lainnya, dalam kesempatan ber-Ramadhan selama saya disana. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan ibu-ibu. Dan saya mohon maaf kalau ada hal-hal yang sekiranya kurang berkenan di hati dan juga merepotkan.
Tentang materi 'memuliakan istri' itu, memang saya mendengar bahwa sempat para bapak komplain, ya. Karena ternyata 'kenikmatan' para bapak selama ini jadi seperti agak dipertanyakan dasarnya.
Sebenarnya bahwa seorang wanita tidak wajib memberi nafkah, baik makanan, minuman, pakaian dan juga tempat tinggal, bukan hal yang aneh lagi. Semua ulama sudah tahu sejak kenal Islam pertama kali. Dan pemandangan itu juga pasti ibu-ibu lihat di Qatar kan. Coba, ibu bisa lihat di pasar dan supermarket di Doha, yang belanja itu bapak-bapak kan? Bukan ibu-ibu, ya?

Nah itu saja sudah jelas kok, bahwa kewajiban memberi makan adalah bagian dari kewajiban memberi nafkah. Dan yang keluar belanja mengadakan kebutuhan rumah sehari-hari yang para suami, bukan para istri. Ibu-ibu kan lihat sendiri di Doha.

Saya sendiri selama di Doha diajak masuk ke tiga mal besar, salah satunya saya masih ingat, Belagio. Nah, saat saya di dalam ketiga mal itu, umumnya saya ketemu dengan laki-laki. Perempuan sih ada, tapi biasanya sama suaminya. Jadi yang belanja kebutuhan sehari-hari bukan ibu, tapi bapak.

Bahkan pertemuan wali murid di sekolah di Doha pun, bukan ibu-ibu yang hadir, tapi bapak-bapaknya. Ini juga menarik, sebab kebiasaan kita di Indonesia, kalau ada pertemuan orang tua / wali murid, yang datang pasti ibu-ibu. Bapak-bapaknya tidak harus dengan alasan pada kerja. Tapi di Doha, yang datang bapak-bapak dan meetingnya dilakukan malam hari, selepas bapak-bapak pulang kerja.

Mana Ayat Quran atau Haditsnya?
Ya, terus terang tidak ada ayat yang menjelaskan sedetail itu, begitu juga dengan hadits nabawi. Maksudnya, kita akan menemukan ayat yang bunyinya bahwa yang wajib masak adalah para suami, yang wajib mencuci pakaian, menjemur, menyetrika, melipat baju adalah para suami.
Kita tidak akan menemukan hadits yang bunyinya bahwa kewajiban masak itu ada di tangan suami. Kita tidak akan menemukan aturan seperti itu secara eksplisit.
Yang kita temukan adalah contoh real dari kehidupan Nabi SAW dan juga para shahabat. Sayangnya, memang tidak ada dalil yang bersifat eksplisit. Semua dalil bisa ditarik kesimpulannya dengan cara yang berbeda.

Misalnya tentang Fatimah puteri Rasulullah SAW yang bekerja tanpa pembantu. Sering kali kisah ini dijadikan hujjah kalangan yang mewajibkan wanita bekerja berkhidmat kepada suaminya. Namun ada banyak kajian menarik tentang kisah ini dan tidak semata-mata begitu saja bisa dijadikan dasar kewajiban wanita bekerja untuk suaminya.

Sebaliknya, Asma' binti Abu Bakar justru diberi pembantu rumah tangga. Dalam hal ini, suami Asma' memang tidak mampu menyediakan pembantu, dan oleh kebaikan sang mertua, Abu Bakar, kewajiban suami itu ditangani oleh sang pembantu. Asma' memang wanita darah biru dari kalangan Bani Quraisy.
Dan ada juga kisah lain, yaitu kisah Saad bin Amir radhiyallahu 'anhu, pria yang diangkat oleh Khalifah Umar menjadi gubernur di kota Himsh. Sang gubernur ketika di komplain penduduk Himsh gara-gara sering telat ngantor, beralasan bahwa dirinya tidak punya pembantu. Tidak ada orang yang  bisa disuruh untuk memasak buat istrinya, atau mencuci baju istrinya.

Loh, kok kebalik? Kok bukan istrinya yang masak dan mencuci?. Nah itulah, ternyata yang berkewajiban memasak dan mencuci baju memang bukan istri, tapi suami. Karena semua itu bagian dari nafkah yang wajib diberikan suami kepada istri. Sebagaimana firman Allah SWT :
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS. An-Nisa' : 34)

Pendapat 5 Mazhab Fiqih
Namun apa yang saya sampaikan itu tidak lain merupakan kesimpulan dari para ulama besar, levelnya sampai mujtahid mutlak. Dan kalau kita telusuri dalam kitab-kitab fiqih mereka, sangat menarik.
Ternyata 4 mazhab besar plus satu mazhab lagi yaitu mazhab Dzahihiri semua sepakat mengatakan bahwa para istri pada hakikatnya tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya.

1. Mazhab al-Hanafi

Al-Imam Al-Kasani dalam kitab Al-Badai' menyebutkan : Seandainya suami pulang bawa bahan pangan yang masih harus dimasak dan diolah, lalu istrinya enggan unutk memasak dan mengolahnya, maka istri itu tidak boleh dipaksa. Suaminya diperintahkan untuk pulang membaca makanan yang siap santap.

Di dalam kitab Al-Fatawa Al-Hindiyah fi Fiqhil Hanafiyah disebutkan : Seandainya seorang istri berkata,"Saya tidak mau masak dan membuat roti", maka istri itu tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dan suami harus memberinya makanan siap santan, atau menyediakan pembantu untuk memasak makanan.

2. Mazhab Maliki
Di dalam kitab Asy-syarhul Kabir oleh Ad-Dardir, ada disebutkan : wajib atas suami berkhidmat (melayani) istrinya. Meski suami memiliki keluasan rejeki sementara istrinya punya kemampuan untuk berkhidmat, namun tetap kewajiban istri bukan berkhidmat. Suami adalah pihak yang wajib berkhidmat. Maka wajib atas suami untuk menyediakan pembantu buat istrinya.

3. Mazhab As-Syafi'i

Di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq Asy-Syirazi rahimahullah, ada disebutkan : Tidak wajib atas istri berkhidmat untuk membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya, karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta'), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban.

4. Mazhab Hanabilah
Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan, membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk menyapu rumah, menimba air di sumur. Ini merupakan nash Imam Ahmad rahimahullah. Karena aqadnya hanya kewajiban pelayanan seksual. Maka pelayanan dalam bentuk lain tidak wajib dilakukan oleh istri, seperti memberi minum kuda atau memanen tanamannya.

5. Mazhab Az-Zhahiri
Dalam mazhab yang dipelopori oleh Daud Adz-Dzahiri ini, kita juga menemukan pendapat para ulamanya yang tegas menyatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi istri untuk mengadoni, membuat roti, memasak dan khidmat lain yang sejenisnya, walau pun suaminya anak khalifah.
Suaminya itu tetap wajib menyediakan orang yang bisa menyiapkan bagi istrinya makanan dan minuman yang siap santap, baik untuk makan pagi maupun makan malam. Serta wajib menyediakan pelayan (pembantu) yang bekerja menyapu dan menyiapkan tempat tidur.

Pendapat Yang Berbeda
Namun kalau kita baca kitab Fiqih Kontemporer Dr. Yusuf Al-Qaradawi, beliau agak kurang setuju dengan pendapat jumhur ulama ini. Beliau cenderung tetap mengatakan bahwa wanita wajib berkihdmat di luar urusan seks kepada suaminya.
Dalam pandangan beliau, wanita wajib memasak, menyapu, mengepel dan membersihkan rumah. Karena semua itu adalah imbal balik dari nafkah yang diberikan suami kepada mereka.
Kita bisa mafhum dengan pendapat Syeikh yang tinggal di Doha Qatar ini, namun satu hal yang juga jangan dilupakan, beliau tetap mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, di luar urusan kepentingan rumah tangga.

Jadi para istri harus digaji dengan nilai yang pasti oleh suaminya. Karena Allah SWT berfirman bahwa suami itu memberi nafkah kepada istrinya. Dan memberi nafkah itu artinya bukan sekedar membiayai keperluan rumah tangga, tapi lebih dari itu, para suami harus 'menggaji' para istri. Dan uang gaji itu harus di luar semua biaya kebutuhan rumah tangga.
Yang sering kali terjadi memang aneh, suami menyerahkan gajinya kepada istri, lalu semua kewajiban suami harus dibayarkan istri dari gaji itu. Kalau masih ada sisanya, tetap saja itu bukan lantas jadi hak istri. Dan lebih celaka, kalau kurang, istri yang harus berpikir tujuh keliling untuk mengatasinya.
Jadi pendapat Syeikh Al-Qaradawi itu bisa saja kita terima, asalkan istri juga harus dapat 'jatah gaji' yang pasti dari suami, di luar urusan kebutuhan rumah tangga.

Perempuan Dalam Islam Tidak Butuh Gerakan Pembebasan
Kalau kita dalami kajian ini dengan benar, ternyata Islam sangat memberikan ruang kepada wanita untuk bisa menikmati hidupnya. Sehingga tidak ada alasan buat para wanita muslimah untuk latah ikut-ikutan dengan gerakan wanita di barat, yang masih primitif karena hak-hak wanita disana masih saja dikekang.
Islam sudah sejak 14 abad yang lalu memposisikan istri sebagai makhuk yang harus dihargai, diberi, dimanjakan bahkan digaji. Seorang istri di rumah bukan pembantu yang bisa disuruh-suruh seenaknya. Mereka juga bukan jongos yang kerjanya apa saja mulai dari masak, bersih-bersih, mencuci, menyetrika, mengepel, mengantar anak ke sekolah, bekerja dari mata melek di pagi hari, terus tidak berhenti bekerja sampai larut malam, itu pun masih harus melayani suami di ranjang, saat badannya sudah kelelahan.
Kalau pun saat ini ibu-ibu melakukannya, niatkan ibadah dan jangan lupa, lakukan dengan ikhlas. Walau sebenarnya itu bukan kewajiban. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang teramat besar buat para ibu sekalian. Dan semoga suami-suami ibu bisa lebih banyak lagi mengaji dan belajar agama Islam.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc

http://www.islamedia.web.id/2010/10/istri-bukan-pembantu.html

Minggu, 23 Desember 2012

Siswa Palestina Lebih Pintar Dibanding Siswa Indonesia

Siswa Palestina Lebih Pintar Dibanding Siswa Indonesia
Anak-anak Palestina di Gaza City in seakan tak terimbas oleh serangan udara Israel pada Selasa malam hingga Rabu dini hari. 
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi X DPR RI Rohmani prihatin atas publikasi "Trends in International Mathematics and Science Studies" (TIMSS) terkait urutan nilai rata-rata matematika siswa kelas VIII di Indonesia berada di bawah Palestina. Dalam publikasi tersebut, katanya melalui pernyataan di Jakarta, Ahad, Indonesia menempati urutan ke-38 dari 42 negara.

Ia menyatakan, yang membuat miris, Indonesia berada di bawah Palestina, negara yang didera konflik berkepanjangan. "Sungguh kita prihatin melihat urutan Indonesia. Di bawah kita negara-negara seperti Ghana, Suriah dan Oman," kata legislator asal daerah pemilihan Brebes-Tegal itu.

Karena itu, kata dia, pemerintah harus menjadikan publikasi TIMSS ini sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan pendidikan nasional. Ia berharap hasil publikasi ini mendorong pemerintah lebih cermat dalam memotret persoalan pendidikan nasional.

"Saat ini pemerintah harus jeli melihat akar persoalan pendidikan nasional. Selama ini, akibat kesalahan mendefinisikan akar pendidikan menjadikan solusinya tidak bisa menjawab persolan yang ada," katanya.
Rohmani sendiri berpandangan episentrum perbaikan pendidikan nasional ada pada guru. Dia menilai, guru menjadi titik awal dalam menyelesaikan persoalan pendidikan


Redaktur: Abdullah Sammy
Sumber: Antara
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/12/23/mfgsbi-siswa-palestina-lebih-pintar-dibanding-siswa-indonesia

Senin, 17 Desember 2012

Perbedaan Anak Palestina dan Anak Amerika

Pembunuhan terhadap anak-anak, atau bayi, pastilah akan meninggalkan kepedihan yang sangat mendalam apalagi kalau dilakukan dengan cara brutal. Itulah yang terjadi di SD Sandy Hook, Connecticut, USA. Seorang remaja bernama Adam Lanza (20) membantai 26 orang anak-anak setelah sebelumnya membunuh ibunya sendiri yang juga adalah guru di sekolah tersebut.

Rakyat Amerika berduka. Obama sampai menitikkan air mata menahan kesedihan dan kepedihan membayangkan  puluhan bocah dibunuh tanpa ampun. Bahkan di belahan dunia lainpun orang-orang menyatakan kepiliuannya atas tragedy yang menimpa  bocah-bocah manis yang dengan riang gembira bermain berlarian kian kemari lalu terceguk ketika  diberondong senjata api Adam Lanza.

Para pemimpin duniapun tak kalah sedihnya, bahkan Perdana Menteri Australia menangis sesunggukkan ketika member pernyataan atas insiden yang menimpa anak-anak Amerika tersebut. Hanya orang-orang yang tak waraslah yang mampu melakukan kebiadaban seperti itu.

Nun  jauh dibelahan dunia lain di negeri yang rakyatnya  mengalami nasib yang paling tragis di dunia,  tragedy kematian anak-anak yang dibantai oleh zionis Israel berlangsung setiap tahun adalah hal yang biasa dilakukan Israel ketika sedang meluluh lantakkan Gaza atas nama membela diri. Dari mulai bayi sampai remaja disapu oleh peluru-peluru tentara Israel yang tak mengenal belas kasihan.

Setia kali Israel melakukan serangan ke Gaza yang paling banyak jadi korban adalah anak-anak yang tak berdosa. Ada yang mengatakan bahwa membunuh anak-anak itu adalah kebijakan Zionis Israel untuk memutus rantai keturunan orang Palestina. Kendati begitu, tak ada yang mampu menghentikan Israel.

Walaupun kekejaman  Israel itu sudah melebihi takaran akal manusia, reaksi para pemimpin dunia tidak sehebat reaksi ketika 26 anak Amerika dibantai oleh Adam Lanza. Obama jangankan berurai air mata berusaha menghentikan kebiadaban Israel saja dia tak mau. Apalagi Australia, yang selama ini dikenal Negara yang paling manut kepada Amerika. Mana mungkin Perdana Menterinya menangis sesungukan karena bayi dan anak-anak Palestina di bantai. Jangan-jangan mereka tak tahu adanya pembantaian tersebut atau kalaupun tahu mereka  hanya akan mengatakan Israel hanya membela diri.

Selama tidak ada pemimpin Amerika yang menitikkan air mata (takkan pernaha ada),  selama tidak ada Perdana Menteri Australia yang menangis sesunggukan, selama tidak ada pemimimpin terkemuka dunia mengecam habis  pembantai anak-anak Palestina, selama itu pula Israel akan terus membantai bocah Palestina, karena tak ada yang peduli kepada kematian mereka sebagaimana orang peduli kepada kematian anak-anak Amerika.

Sumber : http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/12/16/perbedaan-anak-palestina-dan-anak-amerika-516509.html

Jumat, 14 Desember 2012

Durhaka, Anak Biarkan Ibu Tinggal di Kandang Babi

Ibu tinggal di kandang babi di China
Ibu tinggal di kandang babi di China (Kankanews.com)

VIVAnews - Chen Shoutian, pria di Guanyun County, Provinsi Jiangsu, menjadi bulan-bulanan di media sosial China lantaran dia tega membiarkan ibunya tinggal di kandang babi. Padahal, ibunya itu sangat renta, usianya sudah 100 tahun.

Diberitakan Telegraph pekan, komentar pedas terhadap Chen bermula dari sebuah tayangan di televisi lokal. Dalam tayangan itu, disebutkan bahwa ibunya yang tidak disebutkan namanya itu telah tinggal dua tahun bersama-sama babi-babi.

Ibu malang yang lahir pada masa runtuhnya Dinasti Qing ini menggunakan tumpukan jerami sebagai tempat tidurnya. Ibu delapan anak itu mengaku senang dan kerasan tinggal di kandang babi yang bau dan dikerumuni lalat. "Dia memang ingin tinggal di sini karena katanya nyaman," kata Chen berdalih.

Kepada stasiun televisi lokal tersebut, Chen mengatakan tidak ada ruangan lagi di rumah dia. Padahal, ada enam kamar di dalam rumahnya. "Saya sebenarnya tidak keberatan dia tinggal di sini," kata Chen.

Tindakan Chen yang membiarkan ibunya tinggal di kandang babi ini menuai kecaman di media sosial Weibo. Banyak yang mengatakan bahwa ini adalah bentuk durhaka anak terhadap orang tua. Banyak juga yang menggambarkan bahwa inilah realita saat ini, pemuda tidak lagi peduli pada orangtua.

"Apakah yang mengaku 'manusia' tega melakukan hal ini? Harusnya dia bisa merasakan hari-hari bahagia setelah 100 tahun bekerja keras," kata seorang pengguna Weibo.

Seorang kerabat Chen yang berkunjung ke kandang babi itu mengaku tidak kuat. "Sangat bau, bau sekali sampai saya tidak masuk," kada Liu Zhanbing, cucu ibu tersebut.

Gu Yuqing, putri nenek malang ini mengaku sudah mencoba meyakinkan ibundanya untuk hengkang dari kandang babi tersebut. Namun, dia sulit meyakinkannya karena ibunya mengaku kerasan.
"Banyak lalat dan nyamuk di musim panas dan ibu saya tinggal di situ. Sangat menyakitkan hati saya. Dia sangat tua, dan tinggal dengan babi! Bagaimana kami tidak sedih?" kata Gu.

Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/374720-durhaka--anak-biarkan-ibu-tinggal-di-kandang-babi

Rabu, 12 Desember 2012

Subhanallah, Pria Yahudi Ini Mengislamkan Jutaan Orang

REPUBLIKA.CO.ID, Jad adalah seorang pria keturunan Yahudi. Di pertengahan hidupnya, ia memeluk agama Islam. Setelah bersyahadat, ia mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani. 

Jad pun memutuskan hidupnya untuk berkhidmat dalam dakwah Islamiyah. Dia berdakwah ke negara-negara Afrika dan berhasil mengislamkan jutaan orang.

Sejatinya, Ibunda Jadullah adalah Yahudi fanatik, seorang dosen di salah satu lembaga tinggi. Namun di tahun 2005, dua tahun setelah kematian Jadullah, ibunya memeluk agama Islam.

Ibunda Jadullah menuturkan, putranya menghabiskan usianya dengan berdakwah. Dia mengaku telah melakukan beragam cara untuk mengembalikan putranya pada agama Yahudi. Namun, selalu gagal.

''Mengapa seorang Ibrahim yang tidak berpendidikan dapat mengislamkan putraku,'' ujar sang ibu terheran-heran. Sedangkan dia yang berpendidikan tinggi tak mampu menarik hati putranya sendiri kepada agama Yahudi.

                                                                        ***

Kisah Jad dan Ibrahim

Lima puluh tahun lalu di Prancis, Jad bertetangga dengan seorang pria Turki berusia 50 tahun. Pria tersebut bernama Ibrahim. Ia memiliki toko makanan yang letaknya di dekat apartemen tempat keluarga Jad tinggal. Saat itu usia Jad baru tujuh tahun.

Jad seringkali membeli kebutuhan rumah tangga di toko Ibrahim. Setiap kali akan meninggalkan toko, Jad selalu mengambil coklat di toko Ibrahim tanpa izin alias mencuri.

Pada suatu hari, Jad lupa tak mengambil coklat seperti biasa. Tiba-tiba, Ibrahim memanggilnya dan berkata bahwa Jad melupakan coklatnya. Tentu saja Jad sangat terkejut, karena ternyata selama ini Ibrahim mengetahui coklatnya dicuri. Jad tak pernah menyadari hal tersebut, dia pun kemudian meminta maaf dan takut Ibrahim akan melaporkan kenakalannya pada orang tua Jad.

"Tak apa. Yang penting kamu berjanji tidak akan mengambil apapun tanpa izin. Lalu, setiap kali kamu keluar dari sini, ambillah cokelat, itu semua milikmu!" ujar Ibrahim. Jad pun sangat gembira.

Waktu berlalu, tahun berubah. Ibrahim yang seorang Muslim  menjadi seorang teman bahkan seperti ayah bagi Jad, si anak Yahudi. Sudah menjadi kebiasaan Jad, dia akan berkonsultasi pada Ibrahim setiap kali menghadapi masalah.

Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengeluarkan sebuah buku dari laci lemari, memberikannya pada Jad dan menyuruhnya membuka buku tersebut secara acak. Saat Jad membukanya, Ibrahim kemudian membaca dua lembar dari buku tersebut kepada Jad dan memberikan saran dan solusi untuk masalah Jad. Hal tersebut terus terjadi.

Hingga berlalu 14 tahun, Jad telah menjadi seorang pemuda tampan berusia 24 tahun. Sementara Ibrahim telah berusia 67 tahun.

Hari kematian Ibrahim pun tiba. Namun sebelum meninggal, dia telah menyiapkan kotak berisi buku yang selalu dia baca acapkali Jad berkonsultasi. Ibrahim menitipkannya kepada anak-anaknya untuk diberikan kepada Jad sebagai sebuah hadiah.

Mendengar kematian Ibrahim, Jad sangat berduka dan hatinya begitu terguncang. Karena selama ini, Ibrahim satu-satunya teman sejati bagi Jad, yang selalu memberikan solusi atas semua masalah yang dihadapinya.

Selama 17 tahun, Ibrahim selalu mempelakukan Jad dengan baik. Dia tak pernah memanggil Jad dengan "Hei Yahudi" atau "Hei kafir" bahkan Ibrahim pun tak pernah mengajak Jad kepada agama Islam.

                                                                               ***

Hari berlalu, setiap kali tertimpa masalah, dia selalu teringat Ibrahim. Jad pun kemudian mencoba membuka halaman buku pemberian Ibrahim. Namun, buku tersebut berbahasa arab, Jad tak bisa membacanya. Ia pun pergi menemui salah satu temannya yang berkebangsaan Tunisia. Jad meminta temannya tersebut untuk membaca dua lembar dari buku tersebut. Persis seperti apa yang biasa Ibrahim lakukan untuk Jad.

Teman Jad pun kemudian membaca dan menjelaskan arti dua lembar dari buku yang dia baca kepada Jad. Ternyata, apa yang dibaca sangat pas pada masalah yang tengah dihadapi Jad. Temannya pun memberikan solusi untuk masalah Jad.

Rasa keingin tahuannya terhadap buku itu pun tak bisa lagi dibendung. Ia pun menanyakan pada kawannnya, "Buku apakah ini?" tanyanya. Temannya pun menjawab, "Ini adalah Alquran, kitab suci umat Isam," ujarnya.

Jad tak percaya sekaligus merasa kagum. Jad pun kembali bertanya, "Bagaimana cara menjadi seorang Muslim?" 

Temannya menjawab, "Dengan mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat." Kemudian, Jad pun memeluk agama Islam.

Setelah menjadi Muslim, Jad mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani. Nama tersebut diambil sebagai ungkapan penghormatan kepada Al-Qur'an yang begitu istimewa dan mampu menjawab semua permasalahan hidupnya selama ini.

Sejak itu, Jad memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupya untuk menyebarkan ajaran yang ada pada Alquran.

Suatu hari, Jadullah membuka halaman Alquran pemberian Ibrahim dan menemukan sebuah lembaran. Lembaran tersebut bergambar peta dunia, ditandatangani Ibrahim dan bertuliskan ayat An-Nahl 125.

"Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik..."  Jad pun kemudian yakin bahwa lembaran tersebut merupakan keinginan Ibrahim untuk dilaksanakan oleh Jad.

Jadullah pun meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika. Salah satu negara yang dikunjunginya yakni Kenya, di bagian selatan Sudan dimana mayoritas penduduk negara tersebut beragama Kristen.

Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari enam juta orang dari suku Zolo. Jumlah ini hanya dari satu suku tersebut, belum lagi suku lain yang berhasil dia Islamkan. Subhanallah.
 

 Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/03/29/m1mo1k-subhanallah-pria-yahudi-ini-mengislamkan-jutaan-orang

Doa Yang Selalu Kita Lupakan Makna Nya !!!


BESARNYA makna DOA YANG KITA LUPAKAN- semasa duduk antara dua sujud.

Dalam tidak sedar.Setiap hari kita memohon didalam solat kita..tetapi sayangnya, kita hanya memohon tanpa memahami.. sekadar tersebut dibibir, tetapi tidak tersentuh dari hati kita selama ini.Marilah kita mula menghayati ketika kita duduk di antara dua sujud semasa solat.Dengan rendah hati nyatakanlah permohonan ampun kepada Allah

Rabbighfirli (Tuhanku, ampuni aku)


Diamlah sejenak,buka dada dan diri kita untuk menerima ampunan dari Allah seperti membuka diri ketika merasakan hembusan angin sepoi-sepoi atau menerima curahan air hujan ketika kita masih kecil.Tetaplah membuka diri kita untuk menerima ampunan Allah.Ulangi permintaan itu beberapa kali hingga kita merasakan ketenangan Kemudian sampaikanlah permintaan kedua,

Warhamni (sayangi aku)

Diam dan tundukkanlah diri kita untuk menerima kasih-sayang Allah yang tak terhitung besarnya.Bukalah dada kita seluas-luasnya agar semakin banyak kasih-sayang Allah yang kita terima.Ulanglah beberapa kali hingga kita merasa cukup Berturut-turut sampaikanlah permintaan2 berikut dengan cara sebagaimana tersebut di atas, satu persatu..

Wajburnii (tutuplah aib-aibku)

Janganlah buka aib yang Allah dah tutupkan. Minta petunjuk dan hidayah Allah.

Warfa’nii (angkatlah darjatku)

Mohonlah supaya darjat kita diangkat menjadi hamba Allah yang saleh dan solehah.

Warzuqnii (berilah aku rezeki)

Ingatlah, Allah lah yang memberi REZEKI. Rezeki seseorang itu telah di tetapkan.

Wahdinii (berilah aku petunjuk)

Mohonlah petunjuk dan hidayah Allah supaya di tunjuki jalan yang di redhai Allah.

Wa’Aafinii (sihatkan aku)

Mohonlah kesihatan supaya kita dapat beribadah.

Wa’fuannii (maafkan aku)

Mohon keampunan dari Allah setiap masa.

Setelah selesai, diamlah sejenak lalu sampaikan rasa syukur kita kepada Allah. Betapa besarnya nilai sebuah doa ini. Sebuah doa yang kita hanya lupakan begitu sahaja. Dalam tidak kita sedar selama ini kita seperti sedang berpura-pura memohon sesuatu tetapi hati kita tidak hadir dan sungguh-sungguh.

Sumber : http://rezekihalal.com/doa-yang-selalu-kita-lupakan-makna-nya/

Minggu, 09 Desember 2012

Salah kaprah dengan hadits “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”

Banyak orang yang salah dalam memahami hadits:
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
“(yang artinya:) Sampaikanlah DARIKU (yakni dari Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam) walau hanya satu ayat 1” [HR Al-Bukhari 3/1275 no 3274]

Demikian pula dengan hadits:
لِيَبْلُغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ
Hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir…” (Muttafaqun ‘alaih)

Karena kita TIDAK ASAL MENYAMPAIKAN, karena sebelum menyampaikan kita harus memperhatikan :
1. Ilmu yang disampaikan haruslah SHAHIH, yang berasal dari al-qur’an dan as-sunnah yang SHAHIH, bukan hadits-hadits DHAIF atau MAUDHU’.
2. Ilmu yang disampaikan harus disampaikan DENGAN PEMAHAMAN YANG BENAR. Karena bisa jadi ilmu tersebut walaupun shahih, tapi ternyata kita tidak memahaminya seperti yang diinginkan Allåh dan RåsulNya.
3. Ilmu yang disampaikan hendaknya disertai penguasaan yang baik; yang kita harus benar-benar memahami Ilmu tersebut. Yang dengan penguasaan yang baik ini, kita bebas dari segala kerancuan/kesalahpahaman/kekeliruan terhadapnya. Penguasaan yang baik juga akan menjadikan kita berdiri diatas BAYAN (penjelasan) yang TERANG, JELAS dan KEYAKINAN (tanpa keragu-raguan dan kerancuan). Kita pun mengetahui jawaban-jawaban syubuhat yang berkaitan dengan hal tersebut, sehingga jika ada yang mendebat dengan syubuhat tersebut, maka kita dapat menjawabnya. Sehingga semoga kita dapat menjadi sebab hidayah kepada orang yang kita sampaikan…
4. Tidak lupa dan yang tidak kalah pentingnya, kita pun mengetahui MASLAHAT dan MUDHARAT dari penyampaian ilmu ini. Karena tidak setiap ilmu yang kita miliki harus kita sampaikan.
dari Mu’adz radliallahu ‘anhu berkata:
“Aku pernah membonceng di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diatas seekor keledai yang diberi nama ‘Uqoir.

Lalu Beliau bertanya:
يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ
“Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Allah?”
Aku jawab: “Allah dan Rosul-Nya yang lebih tahu”.

Beliau bersabda:
فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nya adalah hendankah beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”

وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“dan hak para hamba-Nya atas Allah adalah seorang hamba tidak akan disiksa selama dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”.

Lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah boleh aku menyampaikan kabar gembira ini kepada manusia?”
Beliau menjawab:
لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا
“Jangan kamu beritahukan mereka sebab nanti mereka akan berpasrah saja”. (HR. Bukhariy)

‘Ali bin abi thalib radhiallahu ‘anhu, berkata :
“Berbicaralah kepada manusia dengan ucapan yang mereka fahami. Apakah kalian ingin Allah dan RasulNya di dustakan?!!” [diriwayatkan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari; Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam al Fatawi Al Kubra; juga Imam Adz Dzahabi dalam Syi'ar A'lam An Nubala]

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata,
“Tidaklah engkau menyampaikan (suatu ilmu) kepada suatu kaum dengan sebuah pembicaraan yang tidak bisa dicapai oleh akal mereka melainkan pasti akan menimbulkan fitnah/kesalahpahaman pada sebagian mereka.” (HR. Muslim dalam mukadimah shahihnya)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
“…Sangat dianjurkan untuk tidak menyampaikan hadits kepada orang yang ditakutkan (baca: dicurigai) akan membawa hadits tersebut ke arah kesesatan…”(Fathul Bari: 1/45)

Maka jika ada -SATU saja- ILMU yang kita miliki dan memenuhi kriteria diatas. MAKA SAMPAIKANLAH..
Maka jika kita tidak memenuhi salah satu syarat diatas (atau bahkan tidak memenuhi syarat diatas), MAKA BELAJARLAH terlebih dahulu. Janganlah semangatmu mendahului ilmumu!
Al-Qosim bin Muhammad berkata,
“Termasuk bentuk pemuliaan seseorang terhadap dirinya yaitu ia tidak berkata kecuali sesuatu yang ia telah kuasai ilmunya
[Atsar riwayat Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ila As-Sunan Al-Kubro 1/434 no 805]

Silahkan baca lebih lengkap penjelasan tentang ini disni

Wallåhu a’lam

Semoga bermanfa’at

Catatan Kaki
  1. Para ulama berbeda pendapat tentang makna “ayat” dalam hadits ini 1. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah ayat Al-Qur’an. Berkata Al-Baydhowi, “Maka menyampaikan hadits dipahami dengan mafhum awlawi” (Umdatul Qori 16/45)
    2. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah perkataan yang berfaedah (yaitu hadits-hadits Nabi shållallåhu ‘alayhi wa sallam, atsar salafush shålih, dll. )
    3. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah hukum-hukum yang diwahyukan kepada Nabi shållallåhu ‘alayhi wa sallam. Maka lebih luas daripada hanya sekedar ayat yang dibaca. (Tuhfatul Ahwadzi 7/360)
    Sumber: Artikel Ustadz Firanda

Sabtu, 08 Desember 2012

Penyumbat Saluran Rezeki

Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya yang lebih tinggi lagi, benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.

Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?” Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?

Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.

Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati. Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.

Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.

Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.

Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Amin.

Sumber : http://bening1.wordpress.com/2007/12/10/penyumbat-saluran-rezeki/

Allah Maha Melihat (Bashor)

PenglihatanNya bisa menembus langit dan bumi.
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hadiid 4]

Dia bisa melihat semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di langit yang kelam.
Tak ada selembar daun pun yang jatuh ke bumi tanpa Allah melihatnya. Tidak pula daun kering atau basah kecuali Allah melihatnya.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam 59]

Allah bisa melihat meski itu hanya sebesar dzarrah.
(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [Luqman 16]

Ini beda dengan manusia yang penglihatannya terbatas. Bahkan pada umur 70 tahun ke atas, pandangan manusia rabun bahkan ada yang buta karena katarak atau penyakit mata lainnya.
Pandangan manusia pun terbatas.
Manusia tidak bisa melihat tengkuknya sendiri.
Ada yang pernah melihat tengkuknya sendiri?
Manusia juga tidak bisa melihat jantungnya sendiri.
Saat meleng atau pun tidur, manusia tidak dapat melihat. Sementara Allah selalu Melihat kapan saja dan di mana saja.

Benda yang jauh pun manusia tidak bisa melihatnya.
Padahal pandangan Allah meliputi bumi hingga langit ke 7.
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Hujuraat 18]
Penglihatan Allah berbeda dengan penglihatan makhlukNya:
“…Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” [Al Ikhlas 4]

Tidak ada satu pun yang menyerupai Allah karena Allah jauh berbeda dengan makhluqnya (Mukhollafatuhu lil hawaadits)
Subhanallah.
Allah Maha Melihat!

Karena itu jika kita ingin berbuat jahat seperti korupsi, mencuri, mencopet, dan sebagainya, ingatlah: meski tidak ada orang yang tahu, tapi Allah melihat perbuatan kita.Allah melihat kita setiap saat. Allah melihat kita di setiap waktu!
Yakinlah selalu meski tidak ada orang lain yang melihat perbuatan jahat kita, namun Allah selalu melihatnya.

Begitu pula malaikat Roqib dan ‘Atid yang ada di sisi kanan dan kiri kita mencatat perbuatan kita. Kelak perbuatan kita akan dibalas oleh Allah SWT.
“…Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Baqarah 233]
“…Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.” [Al Baqarah 237]
“…Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” [Al Mu'min 44]

Dari ceramah Ustad Dayat ditambah-tambah sedikit dengan pikiran saya….
Di bawah ada beberapa tulisan yang mudah-mudahan makin menambah keimanan kita:

Allah Maha Melihat

Abu Bakar r.a. Ketika menjadi khalifah kerapkali menginspeksi keadaan rakyatnya dan wilayahnya sampai ke pelosok negeri hanya dengan berjalan kaki. Hingga pada suatu hari ia berjalan ke padang rumput dekat pegunungan. Udara sangat sejuk tapi tenggorokannya kering kehausan. Dilihatnya seorang penggembala sedang menggembalakan dombanya. Abu Bakar pun memanggilnya, bermaksud meminta air.

“Hai penggembala! Penggembala!”, teriaknya sambil melambaikan tangan.
“Ada apa, tuan? Ada perlu apa denganku?” jawab penggembala sambil mendatangi Abu Bakar r.a.
“Aku kehausan, mungkin engkau bisa memberiku air susu untukku. Aku ingin membeli susu dari domba gembalaanmu. Aku lelah berjalan seharian dan tenggorokanku kering. Mungkin air susu domba ini dapat menyegarkan badan dan menghilangkan dahagaku.” kata Abu Bakar r.a.
“Maaf, tuan. Aku hanya penggembala. Domba-domba ini bukan milikku. Pemiliknya ada di balik gunung itu. Aku tidak dapat bertransaksi dengan tuan. Namun, jika tuan kehausan dan ingin mendapatkan air susu domba ini, tuan boleh mengambilnya. Nanti aku akan memintakan izin pada pemiliknya atau kupotongkan upahku untukmu.”jawab penggembala.

Abu Bakar terkesan dengan kebaikan hati sang penggembala, ia ingin menguji iman sang penggembala.
“Hai penggembala, bagaimana jika kubeli saja domba yang gemuk ini. Satu ini saja. Ini uangnya. Ambillah.” desak Abu Bakar r.a.
“Maaf tuan, domba ini bukan milikku, aku hanya menggembalakannya. Jika tuan ingin membelinya, aku akan mengantar tuan ke pemiliknya.” kata penggembala sambil mengembalikan uangnya.

“Tapi kau kan dapat mewakilinya. Begini saja, kubeli domba ini dan ini uangnya. Katakan saja pada pemiliknya dombanya hilang atau dimakan serigala. Bukankah daerah ini banyak serigala? Lagipula dengan banyaknya domba pemiliknya tidak akan tahu telah kehilangan seekor. apa pemiliknya menghitung setiap hari? Ambillah, akan kubawa domba ini. Tak akan ada yang tahu.” desak Abu Bakar r.a. lagi.

“Tuan benar. Tak akan ada seorang pun yang tahu kecuali kita. Dan serigala memang banyak berkeliaran di daerah ini. Majikanku juga tidak pernah menghitung jumlah dombanya. Semuanya dipercayakan padaku.” jawab penggembala. “Tapi tuan, katakan padaku, dimanakah Allah? Yang Maha Melihat, Maha Mendengar, Yang Selalu Mengawasi dan Yang Tak Pernah Tidur? Dimanakah Allah, wahai tuan?”

Abu Bakar tersenyum, sangat terkesan dengan jawaban penggembala itu. Hatinya terharu, tak menyangka di tengah padang rumput, di balik gunung, ada seseorang yang begitu agung dan teeguh imannya. Gembira hatinya menyaksikan kualitas iman rakyatnya meski berada di pelosok negeri.

Sesungguhnya denyut hati yang tersirat atau bisikan di tengah kegelapan malam, semuanya selalu dalam pengawasanNya..
Subhanallah………………………by diding
http://didingwk.wordpress.com/2009/05/15/allah-maha-melihat

Allah Maha Melihat

Suatu hari, seorang guru meminta tiga muridnya untuk menyembelih tiga ekor ayam ditempat yang berbeda dan yang tidak terlihat oleh siapapun. Ketiga muridnya pun langsung membawa ayamnya masing-masing dan berlari ketempat yng mereka perkirakan tidak ada yang melihat.

Murid pertama pergi ke puncak gunung. Disana, ia melihat tidak ada satupun yang melihat perbuatannya. Lalu dengan cepat, ia menyembelih ayam tersebut. Setelah selesai, ia segera kembali menghadap gurunya.
Murid kedua pergi ke gua. Setelah merasa tidak ada seorangpun melihatnya ia segera menyembelih ayamnya dan segera menghadap gurunya.

Sementara itu, murid ketiga tampak kebingungan. Ia berlari kesana kemarimencari tempat yang dimaksud gurunya. Lama ia mencari namun tak kunjung menemukan tempat tersebut. Ia segera menghadap gurunya.
Setelah ketiganya sampai, guru mereka meminta laporan hasil tugas yang yang ia berikan. Murid pertama segera melaporkan bahwa dia telah berhasil menyembelih ayam tersebut dan yakin tidak ada yang melihatnya. Begitu juga murid kedua, dia melaporkan bahwa berhasil menyembelih ayamnya di gua dan tidak seorangpun melihatnya saat itu. Sementara murid ketiga, tidak dapat memberikan laporannya. Sang guru bertanya kepadanya, ” Muridku, apa kamu sudah melaksanakan tugasmu?”
Si murid menjawab,” Maaf guru, saya tidak dapat melaksanakan tugas yang diperintahkan.”
Sang guru bertanya lagi, “Kamu bisa memebrikan alasannya?”
“Saya tidak bisa menyembelih ayam ditempat yang tidak terlihat oleh siapapun karena yang saya tahu ditempat manapun dibumi ini selalu diawasi dan terlihat oleh Allah.”
Mendengar jawaban muridnya sang guru tersenyum dan berkata, ” Kamu benar muridku, tidak ada tempat didunia ini yang tidak dalam pengawasan Allah, Allah Maha Melihat.
Allah Maha Melihat apapun yang dilakukan oleh makhluknya didunia ini.”
( Multiple inteligences For Islamic Teaching )

http://uyuni.multiply.com/reviews/item/6?&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem

Setia Hingga Akhir Hayat


sample

Sebuah pernikahan adalah sebuah keberanian untuk membuat komitmen bahwa akan setia hingga akhir hayat...

Tidak ada yang berniat mempunyai usia pernikahan hanya 'seumur jagung'. Namun begitu apa yang ada dalam pikiran Anda saat mendengar kata 'selingkuh'? Pasti yang terbayang oleh Anda adalah seorang pria dengan status menikah mempunyai hubungan asmara tanpa sepengetahuan pasangan resminya alias sang istri. Tapi Anda jangan 'berbangga' diri dulu, ternyata jaman sekarang 'dunia selingkuh' bukan hanya monopoli kaum adam!

Apapun bentuk dan alasan dari sebuah perselingkuhan atau siapapun yang melakukannya, selingkuh tetap merupakan sebuah perilaku yang menyimpang dari komitmen. Memang terjadinya sebuah perselingkuhan biasanya disebabkan karena faktor internal (dalam diri) misal disebabkan karena kepribadian seseorang atau obsesi, serta faktor eksternal lebih kepada terjadinya hubungan yang kurang harmonis dengan pasangan atau bisa juga karena adanya godaan dari luar.
Sebisa mungkin kita  harus bisa untuk selalu setia dengan pasangan hidup kita. Jangan bertindak egois tanpa memikirkan perasaan sang buah hati yang pastinya akan terkoyak. Oleh karenanya sebisa mungkin suatu hubungan rumah tangga harus selalu dijaga keutuhannya dengan cara:
  • Selalu mempunyai rasa saling menghargai. Mungkin diluar sana Anda akan banyak melihat kelebihan orang lain tapi ingatlah bahwa pasangan Anda adalah jodoh yang sudah diberikan Tuhan untuk Anda.
  • Selalu ingat kelebihan pasangan. Ingatlah mengapa dahulu Anda tertarik dengan pasangan, tentunya karena adanya kelebihannya!
  • Ikhlas dalam menjalankan mahligai rumah tangga. Niatkanlah bahwa pernikahan hanya akan menjadi pernikahan sekali dalam seumur hidup Anda.
  • Selalu bersikap jujur. Pasangan kita ibarat 'pakaian' dalam hidup kita, Tidak ada yang perlu disembunyikan dari pasangan. Sikap menutup-nutupi 'sesuatu' hanya akan mendatangkan kondisi bagai 'gunung api' yang akan meletus.
  • Jangan pernah mempunyai patokan atau ukuran berdasarkan materi. Sikap ini hanya akan membuat usia perkawinan tidak langgeng. Syukuri apa yang sudah didapat yang artinya itu adalah rejeki dari Nya.
  • Tidak usah coba-coba untuk bermain api. Awalnya Anda coba-coba nanti Anda akan terbakar!
  • Selalu ingat 'memory' indah. Pasti banyak kenangan indah sudah Anda lalui bersama pasangan. Kenang kembali saat-saat indah Anda bersamanya. Dengan begitu Anda akan semakin lebih menghargai komitmen yang sudah terbina.
Godaan di luar memang banyak, jadi pandai-pandailah kita untuk menyikapi godaan-godaan tersebut. Ingat untuk selalu berniat bahwa kesetiaan berumahtangga ini akan terus terjaga hingga akhir hayat. (ICP)

Sumber : http://rumahpuan.com/mindsoul/detail/43

Hikmah Sabar Menghadapi Ujian dan Musibah

Di dalam surah al-Mulk, ALlah menyatakan bahawa Dia menciptakan hidup dan mati untuk menguji manusia siapakah di kalangan manusia paling baik amalnya. Dalam hidup manusia menghadapi pelbagai bentuk ujian sama ada dalam bentuk musibah/kesusahan dan juga ujian dalam bentuk kesenangan/kemewahan.

Seringkali apabila manusia diuji dengan musibah mereka keluh kesah dan merana. Tapi ketahuilah bahawa di sebalik musbah itu ada hikmah yang sangat besar.
Nabi bersabda :-إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مع عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إذا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رضى فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُErtinya : Sesungguhnya besarnya balasan baik adalah dengan besarnya ujian dan bala (tahap ganjaran adalah setimpal dengan tahap kesukaran mihna’), dan Allah s.w.t apabila kasihkan satu kaum lalu akan didatangkan baginya ujian, sesiapa yang mampu redha maka ia beroleh redha Allah dan barangsiapa yang engkar , maka akan beroleh azab Allah.” ( Riwayat At-Tirmizi, 4/601 ; Tuhfatul Ahwazi, 7/65 ; Albani : Hasan Sohih)Mukmin Tulen Sentiasa Tabah Cciri seorang mukmin tulen sebagaimana kata Nabi s.a.w :-عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُErtinya : Amat dikagumi sifat orang mukmin, iaitu semua urusan yang menimpanya adalah baik, dan tidaklah seorang mukmin itu kecuali apabila di timpa kebaikan, ia bersyukur lalu menjadi kebaikan baginya; dan bila ditimpa musibha keburukan ia bersabar dan menjadi kebaikan baginya apabila ia ditimpa” ( Riwayat Muslim)

Sabar adalah perkataan yang selalu kita ungkapkan. Apabila ada musibah menimpa orang sekeliling kita, dengan mudah kita melafazkan, sabarlah. However, the real test comes when we ourselves are facing such time of trial. Baru ketika itu kita benar-benar menghayati first hand erti sabar yang sebenarnya.Musibah dalam dalam pelbagai bentuk sama ada kehilangan harta, perceraian, menjadi mangsa fitnah, kematian dan sebagainya. Apa erti sebenar sabar? Bagaimana kita boleh memberi definisi yang tuntas terhadap sabar ini. Apakah tanda menunjukkan bahawa seorang itu benar-benar sabar menghadapi ujian itu? Persoalan-persoalan ini sebenarnya tidak mudah diungkapkan; sudah pastinya tidak semudah bila kita menasihatkan orang lain agar bersabar.

Abu Zakaria Ansari berkata, “Sabar merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya terhadap sesuatu yang terjadi, baik yang disenanginya maupun yang dibencinya.” Abu Ali Daqaq mengatakan, “Hakikat sabar ialah keluar dari suatu bencana sebagaimana sebelum terjadi bencana itu.” Dan Imam al-Ghazali mengatakan, “Sabar ialah suatu kondisi jiwa yang terjadi karena dorongan ajaran agama dalam mengendalikan hawa nafsu.”

Dengan demikian, sabar dapat bererti kosisten dalam melaksanakan semua perintah Allah dalam segala keadaan. Berani menghadapi kesulitan dan tabah dalam menghadapi cobaan selama dalam perjuangan untuk mencapai tujuan.

Karena itu, sabar erat hubungannya dengan pengendalian diri, sikap, dan emosi. Apabila seseorang telah mampu mengawal mengendalikan nafsunya, maka sikap/sifat sabar akan tercipta.
Selanjutnya, sabar juga bererti teguh hati tanpa mengeluh, saat ditimpa bencana. Jadi yang dimaksud dengan sabar menurut pengertian Islam ialah rela menerima sesuatu yang tidak disenangi dengan rasa ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Dan dapat pula dikatakan bahwa secara umum sabar itu ialah kemampuan atau daya tahan manusia menguasai sifat destruktif yang terdapat dalam tubuh setiap orang. Jadi, sabar itu mengandungi unsur perjuangan tidak menyerah dan menerima begitu saja.

Sabar itu membentuk jiwa manusia menjadi kuat dan teguh tatkala menghadapi bencana (musibah). Jiwanya tidak bergoncang, tidak gelisah, tidak panik, tidak hilang keseimbangan, tidak berubah pendirian. Tak ubahnya laksana batu karang di tengah lautan yang tidak bergeser sedikit pun tatkala dipukul ombak dan gelombang yang bergulung-gulung.

Sifat sabar itu hanya dikurniakan Tuhan kepada manusia, tidak kepada makhluk yang lain. Sebab, di samping manusia mempunyai hawa nafsu, ia juga dianugerahi akal untuk mengendalikan hawa nafsu itu supaya jangan sampai merosak atau merugikan. Sedang makhluk haiwani hanya diperlengkapi dengan hawa nafsu, tidak mempunyai akal. Oleh sebab itu ia tidak mampu bersikap sabar. Malaikat juga tidak memerlukan sifat sabar, karena ia tidak memiliki hawa nafsu.

Sirah para anbiya’, ulama kaya dengan kisah-kisah kesabaran insan-insan pilihan Allah (seperti kisah yang diketahui ramai tentang ketabahan nabi Ayyub a.s. tabah menghadapi pelbagai ujian). Bagaimanapun, bagi orang-orang awam (kebanyakan) bilakh kita mengetahui bahawa kita telah mampu dengan izin Allah bersabar menghadapi ujian yang besar. Seorang alim ditanyakan apakah tanda-tanda bahawa seseorang itu telah mencapai tahap kesabaran yang tinggi jawab beliau: apabila hamba Allah tersebut telah sampai ke satu tahap di saat hebatnya musibah di mana kebanyakan orang akan cenderung untuk berkata mampukah lagi aku bersabar? Namun biarpun di saat yang getir sedemikian dia masih mampu reda dan sabar, maka itulah satu tanda dia mencapai tahap kesabaran yang tinggi.

Sama-samalah kita berdoa agar Allah mengurniakan kita dengan sifat yang amat sinonim dengan Mukmin sejati ini, yang begitu mudah dilafazkan lisan namun tidak enteng diterjemahkan dalam kehidupan di saat musibah melanda.

Wallahu ‘a’lam

Sumber :  http://zhafiz.wordpress.com/2008/04/04/hikmah-sabar-menghadapi-ujian-dan-musibah/

Jumat, 07 Desember 2012

Jangan Ngebut : Tergesa-gesa Adalah Perbuatan Setan


Alon alon asal kelakon, kata orang Jawa dulu. Biar lambat asal selamat.

“Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan,” begitu kata Nabi (HR Tirmidzi)

Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)

Sering orang naik motor atau mobil dengan ngebut. Padahal bedanya paling cuma 15 menit lebih cepat dibanding dengan mengemudi biasa sambil hati-hati. Namun ngebut tersebut bukannya mempercepat, tapi justru bisa menimbulkan masalah. Bisa tabrakan, bisa mati, atau paling tidak lecet.

Saat saya jalan pagi, ada pengendara sepeda motor bukannya memperlambat motornya karena berada di pertigaan, tapi justru menggas dan mempercepat jalan motornya. Tidak sampai 50 meter, ternyata di balik pertigaan muncul mobil kijang. Motor itu pun menabrak mobil tersebut.

Bukannya sampai di tujuan lebih cepat, pengemudi motor tersebut dimaki-maki pengendara mobil yang ditabraknya. Pengemudi mobil mengambil kunci motornya. Bukannya lebih cepat sampai (paling cuma 15 menit lebih cepat), paling tidak pengendara motor tersebut justru kehilangan waktu beberapa jam hingga hari untuk mendapatkan kunci motornya kembali.

Ada pula pengemudi motor yang mengebut. Mobil yang mau berbelok ke kanan untuk masuk ke rumahnya, justru berusaha disusul lewat sebelah kanan sehingga memakan jalur lalu lintas di sebelahnya. Akibatnya motor pun menabrak mobil tersebut sehingga mobil tersebut penyok berat di sisi pintu sopirnya.

Seorang wanita yang membonceng di motor tersebut terjatuh ke aspal dan berteriak-teriak kesakitan tidak bisa berdiri atau berjalan. Terpaksa dimasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Itulah beberapa contoh akibat tergesa-gesa atau ngebut. Bukannya cepat, malah celaka dan boros waktu. Jangan tergesa-gesa. Jangan ngebut. Biasa saja dan tenang.

Dalam beribadah juga begitu. Tidak boleh tergesa-gesa atau terburu-buru. Karena itu tidak akan membuat kita jadi khusyuk. Tetaplah tenang meski sudah iqomah.

Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Apabila kamu mendengar iqamah, maka pergilah shalat (berjamaah). Hendaklah kamu bersikap tenang dan tenteram, jangan tergesa-gesa. Apa yang kamu dapati, shalatlah kamu bersama mereka; dan apa yang terlewatkan (ketinggalan), maka sempurnakanlah.” [HR Bukhari]

Shalat hendaknya dilakukan dengan tenang agar khusyuk. Ada tuma’ninah atau berhenti sebentar di tiap gerakan. Tidak tergesa-gesa.

Abu Qatadah berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Apabila shalat didirikan, maka janganlah kamu berdiri sehingga kamu melihatku (dan hendaklah kamu bersikap tenang).’” [HR Bukhari]

Bahkan saat makan pun tidak boleh terburu-buru:
Anas bin Malik mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila telah dihidangkan makan malam, maka mulailah sebelum kamu shalat magrib. Janganlah kamu tergesa-gesa terhadap makan malammu.” [HR Bukhari]

Ibnu Umar berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Apabila makan malam telah dihidangkan dan iqamah untuk shalat telah diucapkan, maka dahulukanlah makan malam dan jangan terburu-buru hingga kamu selesai makan.” (Dan dalam satu riwayat: hingga ia menyelesaikan keperluannya). [HR Bukhari]

Jika terburu-buru, selain bisa keselek juga makanan tidak tercerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai macam penyakit bagi tubuh kita.

Dalam membaca Al Qur’an juga tidak boleh tergesa-gesa.
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” [Thaahaa 114]

Manusia bersifat tergesa-gesa:
“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.” [Al Anbiyaa' 37]
Jika terburu-buru, sering kita zhalim kepada orang lain misalnya menyerobot antrian bahkan menabrak orang lain hingga tewas. Lampu Kuning yang harusnya merupakan tanda/isyarat bahaya agar berhenti, justru diterobos. Laju kendaraan justru dipercepat. Itu semua tak lepas dari pengaruh setan dalam diri kita.
Semoga kita semua bisa terhindar dari sifat tergesa-gesa dan bisa jadi orang yang tenang dan sabar. Karena Allah bersama orang-orang yang sabar.


Video tabrakan antara mobil dengan sepeda motor:



Lebih baik menunggu 1 menit, daripada kecelakaan dan 1 jam atau lebih waktu terbuang.

“Apa yang Anda Pikirkan”

Bismillah,

Mungkin pernah terpikirkan oleh kita, mengapa wall facebook tertulis “what’s on your mind” atau “apa yang anda pikirkan”. kita semua tahu, bahwa facebook adalah situs jejaring sosial, dimana semua orang bisa membuat profil mereka dan mencari serta membentuk pertemanan. namun seiring berkembangnya facebook, semakin banyak pilihaan aktivitas yang bisa dilakukan diluar pencarian pertemanan. misalnya, aplikasi grup, game, iklan, dll yang bisa jadi alternatif bagi para pengguna facebook.

jika kita ditanya, “apa yang anda pikirkan”, mungkin kita akan menjawab…saya memikirkan makanan, saya memikirkan jalan-jalan…dll. namun ketika saya membaca sebagian besar “status” pengguna facebook, mungkin pertanyaan yang tepat yang terpampang pada wall adalah “apa yang anda keluhkan” atau “apa yang anda ratapi”…

tetaplah terjaga… jangan terbuai dengan apa yang mereka ciptakan. seolah-olah mereka tahu bahwa kita mudah sekali latah. latah pada apa saja yang mereka bawa dan kerjakan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lobang biawakpun kamu akan mengikuti mereka”. Sahabat bertanya. “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani yang Tuan maksudkan?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Siapa lagi?” (kalau bukan mereka). (HR. Muslim).

hati-hati juga pada “kesombongan” yang tak disadari… karena tidak sedikit dari kita yang kurang bisa memanfaatkan facebook sebagai sarana berbagi kebaikan. jika facebook bertanya “apa yang anda pikirkan”, maka, anda harus benar-benar memikirkan apa yang akan anda bagi untuk teman-teman anda. adakah manfaat bagi mereka??

bukan sekedar menuliskan apa saja hanya untuk memperjelas keberadaan anda didunia maya. memang…ada kalanya kita bersenang-senang dengan teman-teman kita. tetapi tetaplah tersadar, dan jangan sampai kita menjadi bagian dari orang-orang yang mengikuti “mereka” ke lobang biawak.

membaca status kalian di facebook… saya yakin, jika saja kalian sadar dan berpikir… kalian punya kemampuan untuk membagi yang lebih bermanfaat dari sekedar status keluhan dan ratapan… walaupun hanya sebuah kalimat motivasi yang kalian copy paste dari web sebelah… itu jauh lebih bermanfaat ketimbang menjawab pertanyaan “apa yang anda pikirkan” dengan jawaban…”Ya Allah…galaunya tingkat kabupaten” (maaf jika ada persamaan status, hanya sekedar contoh).

semoga tulisan ini bisa mengingatkan, bahwa sedikit demi sedikit kita lebih dekat dengan lobang bawak jika kita tidak menyadarinya. sebaiknya kita berpikir 10 atau 20 kali ketika akan membuat status… ingin sekedar eksis, atau memilih untuk berbagi manfaat… ingin berkeluh kesah dan meratap, atau berjiwa besar dan menjadikannya motivasi…

semuanya adalah pilihan… namun ketika saat kita tidak tersadar, kita bagaikan berjalan tanpa pilihan… kita berjalan mengikuti arus ketersesatan… berjalan mendekati lobang biawak yang mereka siapkan untuk kita…

wallahua’lam…

semoga bermanfaat,

Sumber :  http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/24/apa-yang-anda-pikirkan/

Rabu, 05 Desember 2012

Khasiat Jus Alpukat Untuk Ibu Hamil

Manfaat Jus Alpukat
Asam folat sebenarnya vitamin B9, bagian dari vitamin B kompleks, jenis vitamin yang larut air. Dengan sifatnya yang larut air, vitamin ini tidak bisa disimpan lama di dalam tubuh karena setelah diambil oleh tubuh lalu di keluarkan lewat urine . Dengn sifatnya tersebut, ibu hamil serta ibu yang berniat hamil perlu mengasup asam folat setiap hari. Vitamin ini dapat membantu tubuh dalam memproduksi dan menjaga kesempurnaan DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic acid), bahan genetik tubuh.

Para ahli menganjurkan agar ibu hamil sebaiknya mengasup sumber asam folat dari buah-buahan segar atau sayur lalap. Karena sayur yang dimasak 80% kandungan asam folatnya hilang saat proses pemasakan.

Bikin janin sehat
Buah yang paling kaya kandungan asam folatnya adalah alpukat yang sering dijumpai dalam es campur, es teler, dan jus alpukat. Banyak orang takut mengonsumsi buah ini karena beranggapan alpukat sangat tinggi kandungan lemaknya. Memang benar, kandungan lemak dalam alpukat bisa 20-30 kali lebih banyak dibandingkan buah-buahan lain. Namun perlu diketahui, lemak yang terkandung pada alpukat adalah lemak baik. Yakni lemak tak jenuh tunggal yang disebut-sebut dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menaikkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).

Alpukat merupakan satu-satunya buah yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal. Bagi ibu hamil yg butuh lemak sebagai penghasil energi, tentunya akan lebih baik bila lemak yang diasup bersifat tak jenuh. Selain itu, alpukat juga buah yang paling kaya asam folat -zat gizi yang bahkan sudah harus dipenuhi oleh ibu yang berniat hamil dan juga ibu hamil sejak baru terbentuk embrio.

Menurut Prof.dr.Joseph Hersh dari Fakultas Kedokteran Universitas Louisville, Kentucky, AS, trimester I merupakan masa pembentukan sistem saraf pusat janin, termasuk otak dan sumsum tulang belakang. Bayi yg kekurangan asam folat bisa menderita gangguan jantung, bibir sumbing, cacat saluran kemih, serta cacat anggota tubuh lainnya. Penelitian pada 1991 juga menemukan hubungan antara asam folat dan cacat lahir. Kekurangan asam folat yang mempengaruhi pembentukan fungsi otak, saraf, dan sumsum tulang ternyata dapat berakibat bayi yg dilahirkan cacat.

Seperti pada zat-zat gizi lain kalau janin tak memperoleh pasokan asam folat, dia akan mengambilnya dari cadangan sang ibu. Hal ini akan berpengaruh buruk pada kesehatan sang ibu. Selain anemia, letih, lesu, insomnia (susah tidur), pelupa, depresi, sampai rambut beruban, ibu terancam pula oleh risiko terkena kanker usus besar, payudara, dan pankreas.

Sebuah alpukat mengandung 114 mikrogram asam folat. Jumlah ini cukup memenuhi 30% kebutuhan asam folat ibu hamil. Kebutuhan asam folat yang direkomendasikan bagi ibu hamil setiap harinya sekitar 600 mikrogram, ibu menyusui 500 mikrogram, serta perempuan dewasa 400 mikrogram. Selain asam folat dan lemak, alpukat mengandung serat yang mampu membantu mencegah sembelit yg sering dialami oleh ibu hamil. Sedangkan kadar kalium (bermanfaat untuk menyeimbangkan tekanan darah) pada alpukat 2-3 kali lebih banyak daripada pisang.

Untung saja makanan tradisional Indonesia kaya akan asam folat, semisal sayuran berwarna hijau, buah-buahan berwarna jingga dan merah. Sumber asam folat pada bahan makanan lain adalah susu, pisang, jeruk, brokoli, taoge, dan kacang-kacangan (termasuk tahu, tempe). Nah, kalau kita sering makan karedok, terancam, rujak buah, dan masih banyak lagi yang tentunya kebutuhan akan asam folat akan terpenuhi. end.


http://jilbablovers.wordpress.com/2011/02/05/khasiat-jus-alpukat-untuk-ibu-hamil/

Selasa, 04 Desember 2012

Kisah Inspirasi Dari Negeri Tirai Bambu


Pernah kah kita mengalami kehilangan semangat dalam menjalani kehidupan ini???
Entah itu berasal dari masalah Keluarga,Pekerjaan,Percintaan hingga masalah ekonomi.
Cobalah tengok
Para Pengusaha-pengusaha yang terlilit hutang …
Para Pekerja yang mengalami tekanan dari pekerjaan nya…
Para pecinta yang kehilangan kekasih pujaan nya…
Para Dhuafa yang terhimpit kesulitan Ekonomi…..
Mungkin bunuh diri menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah….
Atau tengok pula kisah seorang Pria dari negeri Tirai Bambu yang tetap semangat dalam menjalani hidup walaupun hanya memiliki setengah badan..
Bagaimana ceritanya….kita saksikan setelah pariwara yang satu ini…hehehee
Suatu ketika di tahun 1995, Peng Shulin mengalami kecelakaan hebat. Kecelakaan ini menyebabkan tubuh Peng Shulin terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala hingga pinggang sepanjang 78 cm dan sisanya pinggang ke bawah.
Peng Shulin kemudian di rawat di sebuah RS di China. Selama 12 tahun, Peng Shulin berbaring tanpa bisa berjalan, karena tubuhnya yang hanya tinggal 78 cm itu sama sekali tidak memiliki paha. Lutut maupun kaki. Dokter yang menangani Peng Shulin berjumlah lebih dari 20 dokter, hanya berusaha agar bagaimana Peng Shulin tetap bertahan hidup. Suatu hari Peng Shulin berkeinginan untuk kembali berjalan lagi.
Keinginan ini kemudian di respon oleh pemerintah china.
Pemerintah China mengadakan riset mengenai segala kemungkinannya.Hingga akhirnya hasil riset ini memberikan sebuah jawaban yang melegakan hati Peng Shulin. Pemerintah China membuatkan tubuh bagian bawahnya membentuk seperti telur. Bagian tubuh yang hilang Peng Shulin ditutup dengan menggunakan kulit dari kepalanya sendiri. Hingga akhirnya alat ini di cobakan kepada Peng Shulin.
Berkat semangat yang sangat tinggi, Peng Shulin dengan giat berlatih berjalan dengan menggunakan alat ini, hingga akhirnya Peng Shulin dapat berjalan kembali.
Sungguh keadaan yang kontras,di satu sisi banyak orang yang ingin mengakhiri hidup sebelum waktu yang telah di tentukanNya,di sisi yang lain banyak pula orang yang berusaha tetap semangat untuk tetap Hidup walaupun kondisi nya sangat memprihatinkan.
Tinggal kembali lagi ke masing-masing individu,bagaimana cara mereka memandang hidup ini,jalan manakah yang akan di tempuh?
Hidup bukan untuk di ratapin,hidup itu untuk di perjuangkan…..
Jalani Hidup dengan penuh Semangat…..
Biarkan semua masalah terlindas oleh waktu….

Laa yukallifullahu nafsan illa wus aha (sesungguhnya Allah tidak menguji hamba-Nya kecuali batas kemampuannya)
Secarik tulisan dari orang yang sedang kehilangan Semangat……
Sumber : di sini

Sabtu, 01 Desember 2012

Militer Khalifah Utsmaniyah Di Pasukan Diponegoro

Oleh Ustadz Fahmi Suwaidi

Struktur Militer Utsmani dalam Laskar Diponegoro


Penjajahan Belanda di Nusantara selama 350 tahun tidaklah berlangsung dengan mulus tanpa perlawanan. Bangsa Muslim yang memiliki kehormatan dan harga diri ini tak henti-hentinya melawan. Jihad mempertahankan negeri dari serangan penjajah kafir adalah jalan hidup mereka semenjak dahulu kala. Tapi siapa sangka, ternyata pengaruh khilafah Utsmaniyah sangat besar di dalamnya.

Salah satu perlawanan terbesar yang sangat merepotkan Belanda adalah Perang Jawa (Java Oorlog) yang berlangsung dalam kurun 1825-1830. Perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro ini berlangsung di sebagian Pulau Jawa. Medannya membentang dari Yogyakarta di pantai selatan hingga perbatasan Banyumas di barat dan Magelang di utara. Meski wilayah ini relatif kecil dalam ukuran zaman sekarang, kawasan ini adalah pusat kerajaan Jawa yang mulai digerogoti oleh kekuasaan Belanda.

Perlawanan ini berkobar lama dan berdarah, ratusan ribu korban jatuh, terutama dari pihak Muslim. Belanda sendiri kehilangan ribuan prajurit dan kasnya hampir kosong untuk membiayai perang. Belanda menghadapi musuh berat yang menentangnya bukan semata sebagai kekuatan penjajah yang merampas hak, namun sebagai kekuatan kafir yang membahayakan akidah Islam.

Perlawanan Pangeran Diponegoro disusun dengan struktur militer Turki. Nama berbagai kesatuannya merupakan adaptasi dari nama kesatuan militer Khilafah Utsmani. Panglima tertingginya adalah Sentot Ali Basah, adaptasi dari gelar Ali Pasha bagi jenderal militer Turki. Sementara unit-unitnya antara lain bernama Turkiyo, Bulkiyo dan Burjomuah menunjukkan pengaruh Turki. Bulkiyo adalah adaptasi lidah jawa bagi Bölük, struktur pasukan Turki dengan kekuatan setara resimen. Sementara jabatan komandannya adalah Bolukbashi.

Susunan militer khas Turki ini membedakan pasukan Diponegoro dengan pasukan Mangkunegaran Surakarta yang menggunakan struktur legiun (mengadopsi sistem Perancis). Juga berbeda dengan kesultanan Yogyakarta yang menggunakan struktur bregodo (brigade, mengadopsi sistem Belanda).

Kiriman Senjata

Tak hanya struktur militer ala Turki, Belanda bahkan mencurigai bahwa ada kiriman senjata dari Turki melalui pantai selatan Jawa. Karenanya pantai yang menghadap Samudera Hindia ini dijaga ketat. Deretan benteng kokoh dibangun Belanda menghadap lautan selatan. Sisanya antara lain masih bisa ditemukan di Cilacap, Jawa Tengah, dan Pangandaran, Jawa Barat. Penduduk lokal kini menyebutnya benteng pendhem (terpendam) karena sebagian strukturnya terpendam di bawah tanah.

Tak cukup dengan benteng berbentuk tembok fisik, benteng mitos agaknya juga dibangun oleh Belanda. Termasuk dengan menanamkan mitos tentang keramatnya pantai selatan. Belakangan muncullah mitos tentang Ratu Kidul yang hingga kini masih disembah dengan berbagai ritual oleh keraton maupun penduduk pesisir selatan.

Mitos tentang pantai selatan itu membuat penduduk lokal selalu dibayang-bayangi ketakutan pada kemurkaan Ratu Kidul. Mereka takut dan enggan mengeksplorasi potensinya. Termasuk potensinya sebagai gerbang hubungan internasional dengan dunia luar. Inilah yang diharapkan Belanda, perjuangan Muslim di Nusantara terisolir dari dunia Islam.

Dugaan penciptaan mitos oleh Belanda ini tidak berlebihan. Di antara program yang intens dilakukan oleh Belanda melalui sisi budaya adalah nativikasi. Upaya mengembalikan penduduk Muslim di Nusantara pada kepercayaan dan agama “asli” atau lokal. Program inilah yang mendorong Belanda tak segan mengeluarkan dana besar untuk mengkaji naskah-naskah kuno yang kini kebanyakan tersimpan di Leiden.

Hasil riset itu kemudian diwujudkan dalam tulisan-tulisan dan kitab-kitab yang kerap menjadi pegangan kelompok Kejawen seperti Darmogandhul dan Gathuloco. Isinya mengagungkan kehidupan Jawa pra-Islam, melecehkan syariat Islam dan mempromosikan teologi Kristen secara tersamar. Meski dianggap kitab kuno, penelitian sejarawan Muslim seperti Susiyanto dari Pusat Studi Peradaban Islam menunjukkan bahwa kitab-kitab itu dikarang pada era Belanda dan memuat ajaran teologi Kristen.


Sisa Laskar Diponegoro


Setelah Perang Diponegoro berakhir dengan kemenangan Belanda, pesisir selatan masih menjadi basis pasukan Diponegoro. Sisa-sisa laskarnya menyebar di pesisir selatan Kebumen dan Purworejo. Mereka biasa menyerang kepentingan Belanda di sekitar kota.

Oleh Belanda gerakan sisa laskar Diponegoro itu disebut sebagai para kecu (perampok yang bergerak siang hari) dan rampok (biasanya bergerak malam hari) yang terkenal di kawasan itu. Bisa jadi perkecuan dan perampokan itu dilandasi semangat terus berjihad melawan Belanda serta merampas ghanimah dan fa’i dari musuhnya. Wallahu a’lam

Sumber : http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/militer-khalifah-utsmaniyah-di-pasukan-diponegoro.htm#.ULlLQu_yCSo

Ayo bersedekah setiap hari

“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.

Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,

sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”

(HR Bukhary 5/270)

Lihat catatan keuangan anda/keuangan perusahaan anda !
Apakah pengeluaran lebih besar dari pemasukan? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang pailit.
Apakah pengeluaran dan pemasukan seimbang? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang rugi.
Apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang beruntung.
Hari ini mesti lebih baik dari ari kemarin dan hari esok meski lebih baik dari hari ini.

Perbanyak infaq anda jika anda mengalami kerugian, jangan berhenti berinfaq ketika anda meraih keuntungan yang banyak. Justeru semakin banyak untung, akan semakin keranjingan berinfaq.

Ayo salurkan sebagian rezeki anda kepada orang-orang yang ada di sekitar anda, atau juga bisa melalui program yang kami tawarkan berikut ini :

1. Zakat
2. Infaq/shadaqah
3. Wakaf
4. Anak Yatim
5. Buka Puasa

Salurkan sebagian rezeki anda melalui salah satu nomor rekening berikut :
--> Bank BRI Syariah No Rek. 1041682996
--> Bank Muamalat No Rek. 3560009874
--> Bank Mandiri No Rek. 114-00-0594415-5
--> Bank BCA No Rek. 8110330589
Semua atas nama Wagimin.

Mohon konfirmasinya seberapapun harta yang anda infaqkan

Bila sudah ditransfer mohon konfirmasi via WA ke nomor 082354458007 caranya :


1. Zakat
Ketik : ZAKAT_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : ZAKAT 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.011,-

2. Infaq/shadaqah
Ketik : INFAQ_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 2.000.022,-

3. Waqaf
Ketik : WAQAF_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 5.000.000,-

4. Anak Yatim
Ketik : YATIM_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 3.000.033,-

5. Buka Puasa
Ketik : PUASA_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.033,-

Terimakasih atas partisipasinya kepada rekan-rekan yang telah berbagi terutama buat mereka yang belum melakukan konfirmasinya, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik dan menjadi amalan yang akan memperberat amal kebaikan di yaumil akhir.

Penolong Misterius

Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang bergaung indah memenuhi angkasa.

"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.

Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.

Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.

"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.

Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.

Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.

Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.

"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.

Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.

"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.

"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.

Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.

"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.

"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.

Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.

Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?

Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.

Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!

"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.

Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.

"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.

"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.

"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.

"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.

"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.

Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.

"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."

"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.

Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.

"Sekarang pulanglah!" kata Ali.

Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.

"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.

Ali tersenyum dan mengangguk.

"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.

"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.

Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.

Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.

Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.

"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"

"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.

Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.

Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.