Anak-anak Palestina di Gaza City in seakan tak terimbas oleh serangan udara Israel pada Selasa malam hingga Rabu dini hari.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi X DPR RI Rohmani
prihatin atas publikasi "Trends in International Mathematics and Science
Studies" (TIMSS) terkait urutan nilai rata-rata matematika siswa kelas
VIII di Indonesia berada di bawah Palestina. Dalam publikasi tersebut,
katanya melalui pernyataan di Jakarta, Ahad, Indonesia menempati urutan
ke-38 dari 42 negara.
Ia menyatakan, yang membuat miris, Indonesia berada di bawah Palestina, negara yang didera konflik berkepanjangan. "Sungguh kita prihatin melihat urutan Indonesia. Di bawah kita negara-negara seperti Ghana, Suriah dan Oman," kata legislator asal daerah pemilihan Brebes-Tegal itu.
Karena itu, kata dia, pemerintah harus menjadikan publikasi TIMSS ini sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan pendidikan nasional. Ia berharap hasil publikasi ini mendorong pemerintah lebih cermat dalam memotret persoalan pendidikan nasional.
"Saat ini pemerintah harus jeli melihat akar persoalan pendidikan nasional. Selama ini, akibat kesalahan mendefinisikan akar pendidikan menjadikan solusinya tidak bisa menjawab persolan yang ada," katanya.
Rohmani sendiri berpandangan episentrum perbaikan pendidikan nasional ada pada guru. Dia menilai, guru menjadi titik awal dalam menyelesaikan persoalan pendidikan
Ia menyatakan, yang membuat miris, Indonesia berada di bawah Palestina, negara yang didera konflik berkepanjangan. "Sungguh kita prihatin melihat urutan Indonesia. Di bawah kita negara-negara seperti Ghana, Suriah dan Oman," kata legislator asal daerah pemilihan Brebes-Tegal itu.
Karena itu, kata dia, pemerintah harus menjadikan publikasi TIMSS ini sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan pendidikan nasional. Ia berharap hasil publikasi ini mendorong pemerintah lebih cermat dalam memotret persoalan pendidikan nasional.
"Saat ini pemerintah harus jeli melihat akar persoalan pendidikan nasional. Selama ini, akibat kesalahan mendefinisikan akar pendidikan menjadikan solusinya tidak bisa menjawab persolan yang ada," katanya.
Rohmani sendiri berpandangan episentrum perbaikan pendidikan nasional ada pada guru. Dia menilai, guru menjadi titik awal dalam menyelesaikan persoalan pendidikan
Redaktur: Abdullah Sammy
Sumber: Antara
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/12/23/mfgsbi-siswa-palestina-lebih-pintar-dibanding-siswa-indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar