Oleh: Iman Santoso, Lc
dakwatuna.com – Sesungguhnya
setiap makhluk hidup –apakah itu manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan–
memiliki tanda-tanda dari akhir kesudahan hidupnya di dunia.
Tanda-tanda dekatnya kematian manusia adalah rambut beruban, tua,
sakit, lemah. Begitu juga halnya dengan hewan, hampir sama dengan
manusia. Sedangkan tumbuhan warna menguning, kering, jatuh, lalu
hancur. Demikian juga alam semesta, memiliki tanda-tanda akhir masanya
seperti kehancuran dan kerusakan.Saa’ah asalnya adalah sebagian malam
atau siang. Dikatakan juga: Saa’at segala sesuatu berarti waktunya
hilang dan habis. Dari makna ini, maka saa’ah atau kiamat mengandung
dua macam, yaitu : Saa’ah khusus bagi setiap makhluk, seperti tanaman
binatang dan manusia ketika mati; dan bagi sebuah umat jika datang
ajalnya. Itu semua dikatakan telah datang saatnya. Saa’ah umum bagi
dunia secara keseluruhan ketika ditiup sangkakala, maka hancurlah
segala yang di langit dan di bumi.
Bagaimana dengan kiamat yang
sebenarnya? Tentu saja lebih dahsyat, lebih besar, dan lebih mengerikan.
Dan Alquran banyak menyebutkan tentang kejadian di hari kiamat.
Terjadinya kiamat adalah hal yang gaib. Hanya Allah saja yang tahu.
Tidak satu pun dari makhlukNya mengetahui kapan kiamat, baik para nabi
maupun malaikat. Allah SWT. Berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya pada
sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman 34).
Maka
ketika ditanya tentang hal ini, Rasulullah saw. Mengembalikannya kepada
Allah swt., “Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari
kiamat.” (Fushilat: 47)
Allah merahasiakan terjadinya hari
kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat akan datang secara tiba-tiba.
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’
Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi
makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang
kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui’.” (Al-A’raaf: 187)
Namun
demikian, sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan kiamat
memiliki alamat yang menunjukkan ke arah itu dan tanda-tanda yang
mengantarkannya. “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari
kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena
sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi
mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?”
(Muhammad: 18)
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah
kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau
kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada
hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi
iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau
dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah:
‘Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula’).”(Al-An’am:
158)
Maka tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang
menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada
dua: tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil.
Tanda
kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang
relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya
kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain.
Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan
sesudahnya.
Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang
muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti
muncul Dajjal, Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari
Barat, dan lain-lain.
Para ulama berbeda pendapat tentang
permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar
berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa
keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan
terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan
wafatnya Isa a.s. Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal
dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi
langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan,
”Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka
tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)
Tanda-Tanda Kiamat Kecil
Tanda-tanda
kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan
sudah selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin
‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman.
Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin
bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu,
merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.
Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:
1. Diutusnya Rasulullah saw
Jabir
r.a. berkata, ”Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah
matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima
perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’
Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah
saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah.
(HR Muslim)
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata,
tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan
sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi
Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian
sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi
tidak menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain,
“Rasul saw. tidak mendengar.” Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan
perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?”
Berkata lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw.
Berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya,
“Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah saw. Menjawab, “Jika urusan
diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR
Bukhari)
3. Penggembala menjadi kaya
Rasulullah saw.
ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab,
“Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang
yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang
berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim)
4. Sungai Efrat berubah menjadi emas
Dari
Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi
kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan
tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang
dari mereka berkata, ”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun
‘alaihi)
5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam
”Ada enam
dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul
Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah
yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia
seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80
poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
6. Banyak terjadi pembunuhan
Dari
Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi
kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj,
ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan,
pembunuhan.” (HR Muslim)
7. Munculnya kaum Khawarij
Dari
Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar
di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan
sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan
mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari
busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang
membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).
8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman
“Di
akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai
Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah.
Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani)
9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam
Dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat
sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin
membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang
batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai
muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah
ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)
10. Dominannya Fitnah
Dari
Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi
kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya
pasar.” (HR Ahmad).
11. Sedikitnya ilmu
12. Merebaknya perzinahan
13. Banyaknya kaum wanita
Dari
Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di
antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan,
banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum
lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu
lelaki.” (HR Bukhari)
14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid
Dari
Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah
bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad,
An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)
15. Menyebarnya riba dan harta haram
Dari
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada
manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang
yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud,
Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Dari Abu Hurairah ra. berkata,
Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat di mana
seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang
halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)
Tanda-Tanda Kiamat Besar
Sedangkan
tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat
sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam
Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj.
Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:
Hingga
apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di
hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti
pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan
Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka
dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu
membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang
telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik,
maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku
membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)
“Dan
apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis
binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa
sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.”
(An-Naml: 82)
Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata:
Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling
mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu
ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.” Rasulullah
saw. bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10
tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap),
Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya
Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan
Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia
ke Mahsyar. (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata,
Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum
akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku,
namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)
Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :
1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
2.
Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang
terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar
belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4.
Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat.
Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5.
Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti
tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya
matahari dari Barat.
Sumber : http://www.dakwatuna.com/2007/tanda-tanda-kiamat/
Share
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari) <---> Bagi yang membaca ini alangkah baiknya untuk membagikan pada yang lain, Ayo silahkan dishare.... Teruskan ilmu, jangan disimpan sendiri...
Selasa, 18 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ayo bersedekah setiap hari
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270)
Lihat catatan keuangan anda/keuangan perusahaan anda !
Apakah pengeluaran lebih besar dari pemasukan? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang pailit.
Apakah pengeluaran dan pemasukan seimbang? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang rugi.
Apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang beruntung.
Hari ini mesti lebih baik dari ari kemarin dan hari esok meski lebih baik dari hari ini.
Perbanyak infaq anda jika anda mengalami kerugian, jangan berhenti berinfaq ketika anda meraih keuntungan yang banyak. Justeru semakin banyak untung, akan semakin keranjingan berinfaq.
Ayo salurkan sebagian rezeki anda kepada orang-orang yang ada di sekitar anda, atau juga bisa melalui program yang kami tawarkan berikut ini :
1. Zakat
2. Infaq/shadaqah
3. Wakaf
Salurkan sebagian rezeki anda melalui salah satu nomor rekening berikut :
Mohon konfirmasinya seberapapun harta yang anda infaqkan
Bila sudah ditransfer mohon konfirmasi via WA ke nomor 082354458007 caranya :
1. Zakat
Ketik : ZAKAT_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : ZAKAT 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.011,-
2. Infaq/shadaqah
Ketik : INFAQ_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 2.000.022,-
3. Waqaf
Ketik : WAQAF_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 5.000.000,-
4. Anak Yatim
Ketik : YATIM_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 3.000.033,-
5. Buka Puasa
Ketik : PUASA_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Terimakasih atas partisipasinya kepada rekan-rekan yang telah berbagi terutama buat mereka yang belum melakukan konfirmasinya, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik dan menjadi amalan yang akan memperberat amal kebaikan di yaumil akhir.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270)
Lihat catatan keuangan anda/keuangan perusahaan anda !
Apakah pengeluaran lebih besar dari pemasukan? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang pailit.
Apakah pengeluaran dan pemasukan seimbang? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang rugi.
Apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang beruntung.
Hari ini mesti lebih baik dari ari kemarin dan hari esok meski lebih baik dari hari ini.
Perbanyak infaq anda jika anda mengalami kerugian, jangan berhenti berinfaq ketika anda meraih keuntungan yang banyak. Justeru semakin banyak untung, akan semakin keranjingan berinfaq.
Ayo salurkan sebagian rezeki anda kepada orang-orang yang ada di sekitar anda, atau juga bisa melalui program yang kami tawarkan berikut ini :
1. Zakat
2. Infaq/shadaqah
3. Wakaf
4. Anak Yatim
5. Buka Puasa
Salurkan sebagian rezeki anda melalui salah satu nomor rekening berikut :
--> Bank BRI Syariah No Rek. 1041682996
--> Bank Muamalat No Rek. 3560009874
--> Bank Mandiri No Rek. 114-00-0594415-5
--> Bank BCA No Rek. 8110330589
Semua atas nama Wagimin.Mohon konfirmasinya seberapapun harta yang anda infaqkan
Bila sudah ditransfer mohon konfirmasi via WA ke nomor 082354458007 caranya :
1. Zakat
Ketik : ZAKAT_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : ZAKAT 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.011,-
2. Infaq/shadaqah
Ketik : INFAQ_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 2.000.022,-
3. Waqaf
Ketik : WAQAF_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 5.000.000,-
4. Anak Yatim
Ketik : YATIM_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 3.000.033,-
5. Buka Puasa
Ketik : PUASA_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.033,-
Penolong Misterius
Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang bergaung indah memenuhi angkasa.
"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.
Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.
Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.
"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.
Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.
Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.
Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.
"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.
Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.
"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.
"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.
Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.
"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.
"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.
Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.
Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?
Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.
Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!
"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.
Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.
"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.
"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.
"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.
"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.
"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.
Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.
"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."
"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.
Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.
"Sekarang pulanglah!" kata Ali.
Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.
"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.
Ali tersenyum dan mengangguk.
"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.
"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.
Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.
Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.
Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.
"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"
"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.
Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.
Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.
"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.
Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.
Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.
"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.
Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.
Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.
Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.
"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.
Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.
"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.
"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.
Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.
"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.
"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.
Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.
Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?
Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.
Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!
"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.
Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.
"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.
"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.
"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.
"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.
"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.
Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.
"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."
"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.
Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.
"Sekarang pulanglah!" kata Ali.
Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.
"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.
Ali tersenyum dan mengangguk.
"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.
"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.
Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.
Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.
Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.
"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"
"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.
Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.
Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar