Kamis, 10 November 2011

Siksaan Cinta Untuk yang Dimabuk Cinta

Hudzaifah.org - Cinta. Cinta menurut sebahagian orang adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.

Setiap pemuda atau pemudi akan muncul sebentuk perasaaan untuk mencintai dan ingin dicintai oleh lawan jenisnya. Sebuah naluri� Dalam pencarian cinta timbul berbagai gejolak, ada perasaan rindu, gelisah dan bahagia. Saat ini mungkin ada di antara saudaraku yang tengah galau dilanda cinta. Hati berdebar, tak dapat belajar dengan baik, selalu teringat pada sang kekasih. Bila ia ada di sisimu engkau menangis karena takut berpisah dan bila ia berada jauh darimu engkau menangis karena rindu� Hati sengsara, meskipun cinta itu manis rasanya�

Hari demi hari engkau sibukkan pikiranmu tentangnya. Bagaimana bila ia marah? Bagaimana bila kehilangan dirinya? Semua pikiran itu�, sungguh-sungguh menyesakkan dadamu, terlebih bila kerinduanmu memuncak. Atau bahkan engkau sibuk mencari perhatiannya, menelfonnya setiap hari dan mau melakukan apa saja untuknya asalkan ia selalu bersamamu.

Kisah Seorang Muslimah

Tapi wahai saudaraku, tahukah engkau, itukah arti cinta bagimu? Mari kita dengar bersama. Seorang muslimah pernah bercerita bagaimana ia dahulu telah terperangkap dalam cinta yang tak tentu dan tak pasti. Ia mencari-cari cinta dan entah mengapa ia merasa terlindungi dengan seorang laki-laki di sisinya sehingga ada yang melindunginya, memperhatikannya dan menyayanginya. Ia menyukai dan berupaya agar sang pujaan hati menjadi miliknya. Namun, apa yang terjadi setelah ia mendapatkan hati sang kekasih? Entah dari mana datangnya (pastilah hidayah AllahSubhanahu wa Ta�ala) , ia merasakan takut bila kematian menjemputnya.., maka apa yang akan ia katakan kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala, sedang setiap hari melakukan dosa. Terlebih ia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu �Alaihi wa Sallam bersabda, �Perlahan-lahan dalam segala hal adalah baik kecuali dalam amalan untuk akhirat.�

Ia pernah berfikir untuk bertaubat di kemudian hari saja. Namun ia berfikir pula, bagaimana bila kematian itu datang kepadanya dengan tiba-tiba� Terjadi gejolak dalam hatinya antara yang haq dan yang batil� Yang manakah yang akan dimenangkannya?
�Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya)� Dan adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).� (QS.An Nazi�at : 37- 41)

Alhamdulillah, ia memilih jalan Illahi, mengenakan jilbab, dan memutuskan hubungan dengan pria itu. Memutuskan dengan apa yang disebut �pacaran�. Membuang jauh cinta nafsu yang tiada gunanya, yang hanya membuang-buang waktu. Yang ia inginkan hanyalah hubungan halal, pernikahan. Pernikahan dengan pria yang shaleh. Kini ia mencari perlindungan hanya dari Allah Subhanahu wa Ta�ala. Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta�ala sebagai sebaik-baik pelindung�

Cintai Penciptamu
Allah Subhanahu wa Ta�ala, lupakah engkau akan Dia? Coba engkau fikirkan.. Sesungguhnya hanya Allah Subhanahu wa Ta�ala yang mencintaimu. Bagaimana tidak? Sedang Ia yang menciptakanmu, Ia yang memberimu makan setiap hari dan hanya Ia yang mengertimu melebihi dirimu sendiri. Bila engkau menyangka bahwa manusialah yang menyayangimu, engkau salah besar saudaraku. Siapakah yang menciptakan manusia-manusia itu? Allah Subhanahu wa Ta�ala. Siapakah yang menumbuhkan rasa sayang di dada manusia-manusia itu hingga sampai kepadamu? Allah Subhanahu wa Ta�ala. Jadi, siapakah yang yang benar-benar mencintaimu? Allah Subhanahu wa Ta�ala. Lalu kepada siapakah sepatutnya, selayaknya dan seharusnya engkau serahkan cintamu? Kejam sekali bila engkau menjawab akan memberikan cintamu kepada selain Dia. Apakah engkau hendak membuat tandingan dalam mencintai Allah Subhanahu wa Ta�ala?

�Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, maka mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya,dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal).� (QS. Al Baqarah : 165)

Yang paling mengherankan adalah bila engkau beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala namun engkau tidak mencintai-Nya, engkau membutuhkan-Nya namun engkau berpaling dari-Nya. Wahai saudaraku kaum muslimin� Sadarkah engkau�, bagaimanapun durhakanya dirimu, Allah Subhanahu wa Ta�ala tetap memberikan rahmat-Nya padamu. Ia sungguh Maha Pemurah Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat. Selangkah kau pada-Nya seribu langkah Ia padamu. �Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah ia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hamba-Nya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. �
( HR. Al Hakim)

Tingkat Cinta
Ada 3 macam cinta di dalam hidup ini :
1. Cinta tertinggi adalah cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala dan Rasulullah Shalallahu �Alaihi wa Sallam
2. Cinta tengah adalah cinta kepada orang tua, saudara, suami/isteri, kerabat karena Allah Subhanahu wa Ta�ala
3. Cinta terendah adalah cinta yang menomorduakan Allah Subhanahu wa Ta�ala dan Rasul-Nya.

Tanda-Tanda Cinta
Saudaraku kaum muslimin, ulama Ibnu Qayim Al Jauziah mendefinisikan seseorang dikatakan sedang dilanda cinta bila telah ada tanda-tanda :

1. Menghujamkan pandangan mata
Dapatlah kita ketahui orang yang dimabuk cinta akan selalu memandang kepada yang dicinta.

2. Malu-malu bila yang dicinta memandangnya
Itulah salah satu sebab mengapa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam melarang shalat dengan menengadah ke atas , namun haruslah menunduk ke bawah sebagai adab menghadap Yang Maha Tinggi. Bahkan rajapun akan marah bila pengikutnya berani menatap wajahnya dan tidak menunduk ke bawah sebagai tanda hormat dan segan.

3. Banyak mengingat dan membicarakan dan menyebut namanya
�Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.� (QS. Al Anfal : 45)

4. Tunduk pada perintah yang dicinta dan mendahulukannya daripada kepentingan sendiri.
�Katakanlah : � Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.� (QS. Ali Imran :31)

5. Memperhatikan perkataan yang dicinta dan mendengarkannya
� Bacalah Al Qur�an kepadaku.�
�Adakah saya membacakannya kepada engkau, padahal ia diturunkan kepada engkau? �
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, �Aku suka diriku mendengarkannya dari orang lain.�
Maka saya membacakan sejak permulaan hingga ayat :
�Maka bagaimanakah (keadaan orang-orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dati tiap-tiap ummat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu).� (QS. An Nisaa: 41). Beliau bersabda,� Cukup sampai di situ.� Maka saya mengangkat kepala memandang beliau, yang ternyata beliau meneteskan air mata. (HR. Bukhari & Muslim)

6. Mencintai rumah dan tempat kekasih
Ribuan kaum muslimin setiap tahunnya mendatangi Ka�bah. Mereka meninggalkan negeri mereka menuju Mekkah demi memenuhi panggilan Allah Subhanahu wa Ta�ala. (QS. 2:26-27)

7. Mencintai apapun yang dicintai kekasih
Anas bin Malik menyenangi labu, karena dia melihat Nabi Shalallahu �Alaihi wa Sallam selalu memandang ke arah hidangan labu di atas mangkuk.

8. Berkurban untuk mendapatkan keridhaan yang dicinta
�Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mu�min dan dari diri mereka sendiri.� (QS.Al Ahzab : 6)

Cinta Sejati
Mengapakah saudaraku kaum muslimin seringkali kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta�ala hanya bila ditimpa kesusahan saja, sedang dikala senang engkau tertawa sepuasnya hingga lupa akan Allah Subhanahu wa Ta�ala. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta�ala selalu bersama hamba-hambaNya dikala suka dan duka� Sadarkah kau, Allah Subhanahu wa Ta�alaitu kekal, sedangkan makhluk-Nya dapat binasa. Bagaimana mungkin engkau mengharapkan cinta manusia yang tak kekal, terlebih mencintai manusia yang dia sendiripun tak tahu sampai kapan akan memberikan cintanya kepadamu� Yang demikian itu akan membuatmu terombang-ambing pada cinta yang tak jelas adanya, menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan dalam hatimu. Sampai kapankah engkau akan terus dalam keadaan seperti ini? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
�Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah.� (HR.Athabrani)

Engkau akan sangat rugi bila memperturutkan cinta nafsumu. Cinta nafsu itu akan hilang seiring dengan waktu, sedang cinta Allah Subhanahu wa Ta�alaitu kekal. Sejak engkau berupa setetes mani hingga kelak engkau di surga atau neraka, Allah Subhanahu wa Ta�ala-lah yang selalu bersamamu. Orang tua hanya menemanimu sejak engkau lahir hingga kematianmu. Demikian pula kekasih, hanya bersamamu dalam beberapa masa.

Saudaraku, dalam satu hati tidak mungkin ada dua cinta, salah satunya harus kau keluarkan dari hatimu. Ingatlah, barangsiapa mencintai selain Allah Subhanahu wa Ta�ala, maka ia akan disiksa denga cinta kepada selain-Nya itu. Bila engkau rasakan gelisah setiap hari karena si dia, hati berdebar tak tenteram, kerinduan yang menyesakkan dada, maka berhati-hatilah karena bisa jadi siksa Allah Subhanahu wa Ta�ala itu, telah diturunkan atasmu. Pada hatimu. (AW)


Referensi :
Kitab Al Qur�anul Karim
Kitab �Taman Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu�
Kitab �Telefon Cinta�

Dengan Revisi (Pernah diterbitkan di �Bulletin Shobirin�, Bulletin SMUNSA Bogor, Edisi 1/ 2000 M)


Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article300.phtml




Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo bersedekah setiap hari

“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.

Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,

sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”

(HR Bukhary 5/270)

Lihat catatan keuangan anda/keuangan perusahaan anda !
Apakah pengeluaran lebih besar dari pemasukan? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang pailit.
Apakah pengeluaran dan pemasukan seimbang? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang rugi.
Apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang beruntung.
Hari ini mesti lebih baik dari ari kemarin dan hari esok meski lebih baik dari hari ini.

Perbanyak infaq anda jika anda mengalami kerugian, jangan berhenti berinfaq ketika anda meraih keuntungan yang banyak. Justeru semakin banyak untung, akan semakin keranjingan berinfaq.

Ayo salurkan sebagian rezeki anda kepada orang-orang yang ada di sekitar anda, atau juga bisa melalui program yang kami tawarkan berikut ini :

1. Zakat
2. Infaq/shadaqah
3. Wakaf
4. Anak Yatim
5. Buka Puasa

Salurkan sebagian rezeki anda melalui salah satu nomor rekening berikut :
--> Bank BRI Syariah No Rek. 1041682996
--> Bank Muamalat No Rek. 3560009874
--> Bank Mandiri No Rek. 114-00-0594415-5
--> Bank BCA No Rek. 8110330589
Semua atas nama Wagimin.

Mohon konfirmasinya seberapapun harta yang anda infaqkan

Bila sudah ditransfer mohon konfirmasi via WA ke nomor 082354458007 caranya :


1. Zakat
Ketik : ZAKAT_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : ZAKAT 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.011,-

2. Infaq/shadaqah
Ketik : INFAQ_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 2.000.022,-

3. Waqaf
Ketik : WAQAF_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 5.000.000,-

4. Anak Yatim
Ketik : YATIM_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 3.000.033,-

5. Buka Puasa
Ketik : PUASA_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.033,-

Terimakasih atas partisipasinya kepada rekan-rekan yang telah berbagi terutama buat mereka yang belum melakukan konfirmasinya, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik dan menjadi amalan yang akan memperberat amal kebaikan di yaumil akhir.

Penolong Misterius

Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang bergaung indah memenuhi angkasa.

"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.

Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.

Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.

"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.

Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.

Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.

Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.

"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.

Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.

"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.

"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.

Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.

"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.

"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.

Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.

Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?

Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.

Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!

"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.

Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.

"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.

"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.

"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.

"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.

"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.

Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.

"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."

"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.

Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.

"Sekarang pulanglah!" kata Ali.

Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.

"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.

Ali tersenyum dan mengangguk.

"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.

"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.

Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.

Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.

Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.

"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"

"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.

Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.

Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.