dakwatuna.com - Setan mempermalukan seseorang dengan rasa ‘ujub
(kagum) pada diri sendiri. Seseorang yang ujub pada dirinya sendiri
akan terungkap kesalahannya yang memalukan tersebut. Maklum, sifat ujub
itu seperti kerikil di jalan. Dalam membuat seseorang yang berjalan
dengan wajah diangkat, tersandung dan jatuh tersungkur mencium tanah.
Orang yang ujub adalah orang yang mempermahal atau menuntut harga yang tinggi untuk dirinya dari yang sesungguhnya. Kata Imam Syafi’i, “Barangsiapa yang menaikan harga dirinya di atas harga yang sesuai dengannya, maka Allah akan mengembalikannya pada nilai yang sesuai.”
Namun faktor lingkungan juga punya andil dalam membuat seseorang bersifat ujub. Yaitu, jika orang-orang di sekitar orang yang ujub itu mengecilkan dosa dan kesalahannya, dan melupakan sebagian besar darinya.
Basyar ibn Al-Harits lain lagi. Ia mendefiniskan ujub dengan kalimat, “Apabila kamu sudah menganggap bahwa amalmu lebih banyak, sedangkan engkau menganggap amal orang lain sedikit.”
Sikap meremehkan dan menyerang orang lain juga salah satu tanda yang paling menonjol dari sifat ujub. Sufyan Ats-Tsauri mengungkapkan, “Sifat ujub adalah kekagumanmu pada dirimu sendiri, sehingga kamu merasa bahwa kamu lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya dari saudaramu. Padahal, bisa jadi kamu tidak beramal dengan benar seperti dia, atau barangkali ia lebih wara’ darimu terhadap hal-ahal yang diharamkan Allah dan lebih tulus amalnya.”
Fudhail bin ‘Iyadh sependapat dengan Ats-Tsauri. Katanya, “Apabila Iblis telah berhasil melakukan tiga hal pada diri anak Adam, maka ia akan berkata, ‘Saya tidak akan menuntutnya dengan hal yang lain.’ Tiga hal itu adalah: dia ujub pada dirinya sendiri, dia merasa amalnya sudah banyak, dan dia melupakan dosa-dosanya.”
Tiga sifat yang disebut Fudhail adalah ciri utama sifat ujub. Dan ketiganya adalah pangkal dari perbuatan dosa. Iblis menjamin jika seseorang sudah terjangkiti sifat itu, ia akan mudah melakukan dosa-dosa yang lain yang disukai Iblis. Karena itu camkan perkataan Nabi Isa a.s. yang dikutip Fudhail bin Iyadh ini, “Betapa banyak pelita yang dipadamkan oleh angin dan betapa banyak ibadah yang dirusak oleh sifat ujub.”
Jadi, jangan padamkan cahaya amal Anda dengan sifat ujub!
Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/jangan-merasa-tinggi-diri/
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar