Tokoh
dalam kisah ini adalah seorang lelaki kaya raya, dia adalah pengusaha
besar. Suatu ketika dia tekena penyakit kronis yang tidak bisa didiamkan
begitu saja.Dia lalu pergi memeriksakan diri ke rumah sakit terkenal.
Menurut diagnosa dokter, ditemukan penyakit kanker kronis dalam
tubuhnya, dan prosentase kesembuhannya sangat tipis sekali. Para
dokter menyarankan agar dia mau berobat ke luar negeri supaya mendapat
perawatan intensif. Seketika itu juga lelaki itu berangkat ke luar
negeri untuk menjalani pemeriksaan dan hasilnya sama dengan diagnosa
dalam negeri. Para dokter di rumah
sakit itu lalu menyarankan agar dia mau melakukan operasi untuk
menghilangkan anggota tubuhnya yang digerogoti kanker.
Akan
tetapi lelaki tersebut meminta para dokter agar mau memberikan tenggang
waktu untuk pulang ke Negara asalnya terlebih dahulu. Dia berkeinginan
untuk mengurus segala sesuatunya, dan berwasiat kepada anggota
keluarganya, jika ternyata setelah operasi ada hal-hal yang tidak
diinginkan.
Akhirnya
lelaki itupun pulang kenegara asalnya lalu mengurus segala sesuatunya.
Tidak lupa dia menuliskan wasiat dan menitipkan anggota keluarganya
kepada orang yang dipercayainya untuk menjaga keluarganya. Namun, dia
sama sekali tidak memberitahukan kepada keluarganya permasalahan yang
sedang dia hadapi.
Suatu
ketika dipertengahan jalan menuju rumahnya, pandangannya tertuju kepada
seorang perempuan tua yang berdiri disamping tempat penyembelihan
binatang. Perempuan itu mengumpulkan tulang-tulang yang tercecer di
sebelah tempat penyembelihan. Lelaki itu lalu menhentikan langkahnya dan
menemui perempuan tua itu. Dia bertanya kenapa perempuan itu
mengumpulkan tulang-tulang yang tercecer. Perempuan itu lalu bercerita
kepadanya, bahwa anak-anaknya menjadi yatim sepeninggal suaminya.
Keluarga ini sangat miskin dan tidak punya uang untuk membeli daging.
Yang bisa dilakukan adalah mengumpulkan tulang-tulang yang tercecer
untuk dimasak sebagai ganti dari daging. Lelaki itu sangat tersentuh
mendengar penuturan kondisi yang dihadapi perempuan itu. Dia lalu
menyedekahkan uangnya dalam jumlah lumayan banyak kepada perempuan itu.
Selanjutnya dia memberikan uang kepada tukang sembelih dalam jumlah yang
lumayan banyak lalu memintanya untuk mengirimkan daging kepada perempuan
itu setiap mingggunya. Perempuan itu sangat berterimakasih kepada
lelaki itu. Tidak lupa dia mendoakan lelaki itu lalu permisi dan
meninggalkan tempat.
Beberapa
hari kemudian, lelaki itu pergi ke luar negeri untuk menjalani operasi.
Sebelum operasi dilaksanakan, terlebih dahulu dokter memeriksa lelaki
itu kembali. Hasilnya sangat mencengangkan. Berubahlah raut muka dokter
itu, dan dengan nada marah dia bertanya kepada lelaki itu, “Apakah engkau sudah pergi ke rumah sakit lainnya untuk menjalani pengobatan atas penyakitmu itu?"
Lelaki itu menjawab, “Tidak.”
Dokte itu berkata, “Bohong! Jujurlah padaku, apakah engkau sudah pergi ke rumah sakit lainnya atau tidak?”
Lelaki
itu menjawab, “Aku bersumpah, demi Allah aku sama sekali tidak pergi ke
rumah sakit lainnya, Sebenarnya ada apa engakau bertanya seperti ini?”
Dokter
itu lalu menjawab, “Pemeriksaan dan diagnosa terbaru menunjukkan
tubuhmu sama sekali sudah bersih dari kanker. Keadaanmu sekarang ini
sehat-sehat saja.”
Lelaki
itu hampir tidak percaya atas apa yang dikatakan oleh dokter itu. Dia
tidak kuasa membendung air matanya yang meleleh karena bahagia. Dia lalu
bertanya kepada dokter itu apakah benar apa yang barusan dikatakan
kepadanya. Dokter itu menjawab dan bersumpah bahwa apa yang dikatakannya
adalah benar.
Setelah
menyadari atas apa yang dialaminya ini, lelaki itu lalu bersyukur
memanjatkan puji kepada Allah. Kemudian dia pulang ke Negara asalnya
dalam keadaan sehat wal afiat. Dia menceritakan kepada anggota
keluarganya, dan mereka semua sangat takjub terhadap peristiwa yang
dialami lelaki itu.
Dalam
hal ini lelaki itu berkata; Allah telah menyembuhkan aku berkat doa
yang dipanjatkan oleh perempuan tersebut, karena aku telah bersedekah
kepada anak-anak yatimnya.
Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk memelihara keluarga miskin sampai waktu yang dikehendaki Allah.
Subhanallah.Semoga
cerita ini bisa menjadi renungan buat kita semua bahwa sesungguhnya
sedekah mampu memadamkan murka Allah, dan mampu menolak dari kematian
yang buruk. Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw;
Obatilah orang-orang sakit kalian dengan (mengeluarkan) sedekah.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar