Ada 20 trik buat para ibu atau calon ibu untuk membantu suaminya menjadi seorang bapak yang baik, yaitu:
- Sebelum melahirkan, bicarakanlah dengan suamimu hal-hal yang mungkin akan terjadi dengan kehadiran bayi dalam keluarga.
- Dengan kelahiran bayi yang pertama, suami akan merasa cemas atau
khawatir dengan "tanggung jawab barunya", maka berilah ia motivasi
-tentu saja dengan cara yang menyenangkan- dan yakinkan bahwa dengan
tanggung jawab yang baru ini pasti ia bisa menjadi bapak yang baik.
- Mungkin suamimu banyak menemui situasi yang bermacam-macam
sepanjang perjalanannya, maka terimalah ia dengan lapang dada dan tanpa
komplain. Misalnya, ketika suamimu menggendong bayi dengan kaku, maka
jangan engkau mencegahnya atau menyalahkannya sepanjang tidak membuat
rasa sakit atau membahayakan sang bayi.
- Jangan engkau mengulang-ulang ungkapan "Engkau memang suami yang
tidak berguna" atau "Engkau selalu saja membuat kesalahan yang serupa".
Karena ungkapan-ungkapan yang demikian membuatnya minder atau merasa
tidak mampu, bahkan bisa membuatnya frustasi.
- Ketika suamimu baru pulang dan masuk rumah, maka jangan segera
disuguhi permasalahan anak/bayi, akan tetapi carilah waktu yang tepat
untuk mengungkapkannya, sehingga dia pun mempunyai kesiapan untuk
berbincang-bincang dan berdiskusi.
- Tanyakanlah kepada dirimu, dan jawablah dengan jujur, "Apakah
anakmu tersebut merupakan anak kalian (isteri dan suami) berdua?
Ataukah engkau (isteri) lebih banyak memiliki anakmu itu ?"
- Engkau harus senang dari hati yang paling dalam bahwa anakmu
(bayi/anak) tersebut adalah juga anaknya (suamimu) yang juga memiliki
hak untuk mendidik dengan caranya.
- Keluar rumah sesekali dan meninggalkan anak tersebut bersama
Bapaknya (suamimu) di rumah, akan menumbuhkan rasa percaya diri pada
suami anda bahwa ia mampu untuk mengemban tanggung jawab pembinaan
anaknya.
- Bersama-sama suami dan anakmu bermain dan bersenda-gurau akan
menciptakan suasana kebersamaan dan kebahagiaan, apalagi apabila
dibandingkan dengan pentingnya menghilangkan perasaan suami "mengemban
tugas barunya sendirian".
- Menumbuhkembangkan kejujuran dan kecintaanmu kepada suamimu, dan
memberikan kesempatan kepadanya untuk turut-serta merasakan hal itu
adalah sebesar-besar pengaruh bagi kesatuan fungsi "Bapak" baginya.
- Hati-hatilah, jangan sampai suamimu merasa bahwa dirimu capek/lelah
atau kamu berat mengemban tugas sebagai ibu, akan tetapi tunjukanlah
hal itu kepada suamimu dengan isyarat yang halus sehingga ia berkenan
membantumu.
- Usahakanlah tetap terjalin diskusi antara ibu dan bapak tentang
pendidikan anak yang mengandung unsur komprehensif, unggul,
menyenangkan, dan aman bagi anaknya.
- Ketika suamimu memintamu melakukan sesuatu, janganlah sampai engkau
mengatakan, "Iya, nanti saja !!", akan tetapi katakanlah, "Iya, saya
kerjakan, dan bantulah saya untuk ini atau itu", sehingga ia tahu bahwa
dirimu selalu membutuhkan bantuannya dalam mengurus anak.
- Jadilah engkau orang yang sabar bersama suamimu, karena tanggung
jawab tentang anak bukanlah hal yang mudah bagi suamimu, maka jangan
sekali-kali engkau mencelanya bila bersalah. Akan tetapi jadikanlah
urusan itu seperti bercanda sehingga kalian tertawa berdua.
- Sesungguhnya suasana emosional anak menjadi tinggi ketika sedang bersama ayah dan ibunya.
- Janganlah sampai perhatianmu kepada anakmu yang begitu besar
menjadikanmu lupa kepada mertuamu, sehingga tidak terjadi kecemburuan
antara kedua mertuamu.
- Sebagian laki-laki komplain apabila isterinya bersama mencari rizqi
(bekerja) sehingga akhirnya ia kurang bersyukur kepada suaminya, maka
janganlah engkau seperti itu.
- Suami adalah orang pertama yang seharusnya mengetahui
pointer-pointer ini, sehingga ia mengetahui seluk-beluk anaknya dengan
sebenar-benarnya, dan juga apa yang terjadi di dalam rumahnya.
- Biarkanlah kesempatan kepada suamimu untuk berkumpul dengan
kawan-kawannya di luar rumah, atau pun mengerjakan hobinya sehingga ia
mampu mengemban segalanya dengan baik secara terus-menerus.
- Terakhir, Ibu yang terhormat, .. Bapak yang terhormat, ... janganlah engkau berdua melupakan; "hidup sendiri sesekali waktu yang jauh dari kepribadian Ibu dan Bapak", akan tetapi hiduplah dengan jiwa kalian berdua.
Sumber : http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatsakinah&id=4
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar