dakwatuna.com – Kehidupan manusia terbagi menjadi dua: kehidupan pendek di Darul ‘Amal dan kehidupan abadi di Darul Jaza.
Darul
‘Amal (tempat beramal) adalah bumi atau dunia yang kita tempati
sekarang ini sampai batas waktu tertentu yang amat singkat. Dunia adalah
tempat dan waktu yang diberikan kepada kita untuk melakukan amal yang
kita kehendaki seperti orang-orang sebelum kita yang juga telah
mengalaminya. Allah swt. berfirman:
“Dan
apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana
kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu
adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatupun yang
dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa
manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas
permukaan bumi suatu mahluk yang melata pun akantetapi Allah
menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka
apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha melihat
(keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Fathir: 44-45)
Setiap
lewat sehari, kesempatan hidup pun berkurang dan kita semakin dekat
dengan Darul Jaza (negeri balasan). Dan bila kesempatan itu benar-benar
habis, hidup di dunia ini terasa kurang dari sesaat. Allah swt
berfirman:
“Dan
(ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka,
(mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di
dunia) kecuali hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling
berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan
mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.” (Yunus: 45)
Sedangkan
yang dimaksud dengan Darul Jaza adalah negeri akhirat, tempat manusia
mendapatkan balasan semua perbuatannya di Darul Amal. Dan maut adalah
titik perpindahan dari Darul Amal ke Darul Jaza. Allah swt. berfirman:
“Katakanlah:
‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan
mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmu-lah kamu akan dikembalikan.’
Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa
itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): ‘Ya
Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami
(ke dunia), kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang yakin.’” (As-Sajadah: 11-12)
“Dan
disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah
dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan.
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya
dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: ‘Apakah belum pernah
datang kepadamu Rasul-Rasul di antaramu yang membacakan kepadamu
ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari
ini?’ Mereka menjawab: ‘Benar (telah datang).’ Tetapi telah pasti
berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan
(kepada mereka): ‘Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu
kekal di dalamnya.’ Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat
bagi orang-orang yang menyombongkan diri.
Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke surga itu
sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya: ‘Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah
kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.’ Dan
mereka mengucapkan: ‘Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi
janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang
kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami
kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang
beramal.’ Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar
di sekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan
di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: ‘Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam.’” (Az-Zumar: 70-75)
Hari Akhir adalah Bukti Keadilan Ilahi
Iman
seorang mukmin kepada hari akhir punya dalil yang kuat. Dalil yang
utama adalah informasi semua Rasul, tanpa kecuali, tentang hakikat hari
akhir yang mereka terima dari Allah swt. Para Rasul adalah orang-orang
yang telah menunjukkan kepada manusia bukti-bukti kebenaran risalah
mereka. Namun disamping itu ada juga dalil-dalil aqli (logika).
Ada banyak dalil aqli. Tapi, salah satunya adalah dalil logika keadilan Ilahi.
Dalam
diri manusia ada perasaan cinta kepada keadilan. Ini perasaan yang
membuat manusia membenci kezaliman. Pencipta perasaan cinta keadilan
dalam diri manusia ini adalah Allah swt., Pencipta manusia, dan
merupakan aksioma bahwa Sang Pencipta lebih agung dan lebih sempurna
dari ciptaan-Nya, dan bagi Allah segala perumpamaan yang sempurna.
Jadi,
keadilan Allah swt. jelas Maha Sempurna, sedangkan makhluknya tidak.
Jika rasa keadilan dalam diri manusia menolak perlakuan sama antara
orang zalim dan yang terzalimi, antara pembunuh dengan korban terbunuh,
orang yang taat dengan yang membangkang, maka keadilan Ilahi yang
sempurna tentunya lebih menolak penyamaan antara si zalim dengan yang
dizalimi, antara pembunuh dan terbunuh, antara yang taat dan yang
melakukan maksiat, antara mukmin dengan kafir, dan antara orang baik dan
orang jahat. Allah swt. berfirman:
“Dan
Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka
celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi?
Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan
orang-orang yang berbuat maksiat?” (Shad: 27-28)
Namun
kita tidak mendapati keadilan sempurna di dunia. Belum ada balasan yang
setimpal atas semua perbuatan manusia yang baik maupun buruk. Dengan
logika keadilan Ilahi yang tak mungkin diragukan, kita beriman bahwa
penghitungan dan balasan amal yang seadil-adilnya itu akan kita temui di
hari akhir sebagaimana diinformasikan oleh semua Rasul a.s.
Kesimpulan
Kehidupan
manusia terbagi dua: kehidupan singkat di Darul Amal dan kehidupan
abadi di Darul Jaza, sedangkan kematian adalah titik perpindahan antara
keduanya.
Siapa
yang beramal shalih di dunia, Allah swt. akan membalasnya dengan
ganjaran pahala. Barangsiapa berbuat buruk, Allah swt. mengancamnya
dengan hukuman setimpal. Allah swt. juga mengutus para Rasul kepada
manusia, dan mereka telah membuktikan kebenaran pengakuan kerasulan
mereka lalu menyampaikan wahyu Allah yang diantaranya berisi keimanan
kepada hari akhir dan apa yang terjadi di sana.
Keadilan
Allah swt. Maha Sempurna, dan konsekuensinya adalah perlakuan yang
tidak sama antara yang jahat dan yang baik. Di dunia ini ganjaran untuk
orang yang baik belum sempurna, begitu pula hukuman bagi orang jahat.
Oleh karenanya Allah swt. menjadikan hari akhir untuk menyempurnakan
penghargaan kepada orang-orang yang telah berbuat baik dan mengadili
serta menghukum orang-orang yang ingkar kepada-Nya.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar