Hudzaifah pernah berkata: Apa yang
pertama hilang dari agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling
akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi
tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak
ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij 1/521).
Allah berfirman :
حَـٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٲتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَـٰنِتِينَ.
Peliharalah
segala shalat [mu], dan [peliharalah] shalat wusthaa [1]. Berdirilah
karena Allah [dalam shalatmu] dengan khusyu’. (al-Baqarah: 238)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Dan
mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan]
shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu’, (al-Baqarah: 45)
Khusyu' merupakan
kekuatan sholat. Tanpa khusyu' sholat seakan tidak mempunyai makna bagi
pelakunya, karena sholat hanya berupa aktifitas fisik yang rutin,
tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di dalamnya.
Menghancurkan
dan merusak kekhusyu'an dalam sholat adalah salah satu misi syetan di
dunia ini. Firman Allah dalam menceritakan misi syetan tersebut:
ثُمَّ
لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ
أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
(17)
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur [ta’at]. (al-A'raaf: 17)
Rasulullah s.a.w. bersabda
قال النبي صلى الله عليه وسلم ( أول شيء يرفع من هذه الأمة الخشوع ، حتى لا ترى فيها خاشعا .)
Yang pertama akan hilang ari umatku adalah khusyu', hingga kalian tidak lagi melihat orang khusyu'. (H.R. Tabrani. Sahih)
Hudzaifah
pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah
khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah
sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian
nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij
1/521).
Maka khsyu' ini juga merupakan salah satu sifat orang beriman. Allah berfirman:
{ قد أفلح المؤمنون الذين هم في صلاتهم خاشعون }
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (1) [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.
Ibnu
Katsir mengatakan: khusyu' adalah tidak bergerak, tenang, penuh
tawadlu' karena disebabkan takut kepada Allah dan perasaan diawasi
Allah. Khusyu' adalah sadarnya hati seakan berdiri di depat Allah
dengan penuh penghormatan, pengabdian. (al-Madarij 1/520).
Tempat
khusyu' adalah di dalam hari dan membekas ke seluruh tubuh manusia.
Kalau hati sudah tidak khusyu' maka seluruh anggota tubuh tidak lagi
beribadah secara serius karena hati ibarat komandonya dan anggota badan
adalah tentaranya.
Khusyu' juga menjadi bukti keikhlasan. Karena
hanya mereka yang ikhlash ibadah karena Allah dan sholat karenaNya yang
dapat melakukan khusyu' secara sempurna. Tanpa keikhlasan, maka
seseorang hanya melakukan kekhusyu'an palsu atau yang sering disebut
kekhusyu'an dusta.
Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu',
yaitu khusyu' iman dan khusyu' munafik. khusyu' Iman adalah hatinya
menghadap Allah dengan penghormatan, pengagungan, ketenangan, penuh
harapan dan rasa malu, lalu hatinya penuh dengan cinta dan pengakuan
kepada Allah yang membekas ke seluruh anggota badannya.
Adapun
khusyu' munafik adalah fisiknya khusyu' tapi hatinya tidak. Para
sahabat sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari khusyu' munafik.
(Ruh 314).
Ulama mengatakan bahwa hukum khusyu' adalah wajib, karena
banyaknya dalil yang menganjurkan khusyu' dan mencela orang yang tidak
khusyu' dalam sholat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Lima sholat yang
diwajibkan oleh Allah, barang siapa memperbaiki wudlunya dan
melaksanakan sholat pada waktunya, menyempurnakan ruku'nya dan
kekhusyu'annya, maka ia mendapatkan janji Allah untuk mengampuninya.
Barang siapa tidak melakukan itu, maka ia tidak mendapatkan janji
Allah, kalau Allah berkehendak maka Mengampuninya, kalau Allah
berkehendak maka akan menyiksanya." (H.R. Abu Dawud – sahih)
Dalam
hadist lain Rasulullah s.a.w. bersabda:"Barang siapa berwudlu dan
memperbaiki wudlunya kemudaian ia sholat dua rakaat, ia konsentrasikan
hati dan wajahnya (dan tidak diganggu oleh nafsunya), maka ia akan
diampuni dosanya yang telah telah lewat. (H.R. Bukhari).
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:"Banyak sekali orang yang sholat hanya mendapatkan capek berdiri" (H.R. Nasai: hasan).
Tip menghadirkan khusyu dalam sholat
Menghadirkan
khusyu' dalam sholat dalam dilakukan melalui dua cara. Pertama:
mengupayakan amalan-amalan yang merangsang kekhusyu'an dan kedua:
menghilangkan hal-hal yang merusak kekhusyu'an.
Adapun amalan-amalan yang mengantarkan kepada kekhusyu'an adalah sbb:
1.
Persiapkan diri untuk sholat. Itu dimulai dengan mendengarkan adzan
dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki wudlu, berdoa setalah
wudlu, melakukan siwak sebelum sholat, mempesiapkan baji sholat, tempat
sholat dan menunggu waktu sholat.
Bukan bergegas sholat ketika waktu hampir lewat.
2.
Thoma'ninah: yaitu berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun sholat.
Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. ketika sholat, beliau
melakukan thma'ninah hingga semua anggota badan beliau kembali pada
tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.) Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana itu
wahai Rasulullah, tanya sahabat. "Mereka yang tidak menyempurnakan
ruku' dan sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih). Seseorang tidak akan
bisa khusyu' tanpa thoma'ninah ini karena cepatnya pergerakan sholat
telah menghilangkan kekhusyu'an dan konsentrasi hati.
3. Ingat
kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:"Ingatlah mati
saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang ingat mati saat sholat
maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah seperti sholatnya
orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir" (Dailami: sahih). Rasul
juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a. "Sholatlah seperti sholatnya
orang yang pamitan" (Ahmad: sahih).
4. Tadabbur (menghayati)
ayat-ayat Quran yang dibaca saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan
bacaan sholat lainnya lainnya serta menyerapkannya dalam diri mushalli.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)
Ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran. (Shad:29).
Dari Hudzaifah
r.a. :Aku sholat di belakang Rasulullah s.a.w., satu malam. Beliau
membaca dengan bebas. Ketika melewati ayat di dalamnya ada tasbih,
beliau bertasbih, ketika melewati ayat permintaan beliau meminta dan
ketika melewati ayat minta perlindungan, beliau pun meminta
perlindungan" (Muslim).
Tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat
Allah merupakan pengantar kekhusyu'an. Begitu juga menangis saat
mendengar atau membaca ayat-ayat Allah. Allah berfirman:
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.(Isra':109).
Atho'
pernah bertanya kepada Aisyah r.a.: ceritakan kepadaku apa yang paling
kau kagumi dari Rasulullah, lalu Aisyah menangis. Suatu malam
Rasulullah s.a.w. berdiri untuk sholat, beliau berkata: Wahai Aisyah
biarkan aku menyembah Tuhanku. Sesungguhnya aku senang bersamamu dan
aku senang menyenangkanmu". Lalu beliau pun bangun dan sholat, lalu
beliau sholat sambil menangis sehingga lantai kamarku basah karena air
mata beliau. Lalu berkumandanglah adzan Bilal untuk subuh, ketika Bilal
melihat mata Rasulullah basah karena menangis, Bilal pun
bertanya:"Wahai Rasulullah, untuk apa engkau menangis padahal Allah
telah mengampunimu dosamu yang lalu dan yang akan datang? Rasul
menjawab: Wahai Bilal aku lebih suka untuk menjadi hamba yang banyak
bersyukur. Malam ini diturunkan kepadaku ayat yang ruglilah orang yang
membacanya dan tidak menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194. (Ibnu
Hibban:sahih).
1. Membaca ayat satu-satu. Ini juga mengantarkan
kepada khusyu' karena mengantarkan kepada pamahaman dan penghayatan.
Umi Salamah berkata bahwa Rasulullah membaca fatihah dalam sholat
dengan basmalah, lalu berhenti lalu membaca hamdalah lalu berhenti lalu
membaca arrohmaanirrohiiim dan seterusnya. (Abu Dawud: sahih).
2. Memperindah bacaan Quran dan tartil dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬ نِّصۡفَهُ ۥۤ أَوِ
ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ
تَرۡتِيلاً
Hai orang yang berselimut [Muhammad], (1) bangunlah
[untuk sembahyang] di malam hari [1] kecuali sedikit [daripadanya], (2)
[yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (3)
atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan
perlahan-lahan. (Muzammil 1-4)
Rasulullah s.a.w.
berpesan:"Perindahlah al-Qur'an dengan suaramu yang merdu, karena suara
yang indah akan memperindah al-Quran" (Hakim:sahih). Dalam hadist lain
beliau bersabda:"Sesungguhnya seindah-indah suara orang membaca Quran,
adalah kalau ia membaca maka orang-orang yang mendengarnya akan takut
kapada Allah. (Ibnu Majah: sahih).
1. Beranggapan bahwa saat
sholat ia sedang menghadap kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah
s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya
ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia
mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan. Hakim: sahih).
2.
Memperhatikan pembatas depan sholat. Sebaiknya ketika sholat menghadap
pembatas depan, misalnya dinding atau pembatas yang polos. Tujuannya
adalah agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh obyek-obyek visual
yang mengganggu konsentrasi kita. Rasulullah s.a.w. bersabda"
Hendaklah kalian ketika sholat menaruh pembatas di depannya agar syetan
tidak memutuskan sholatnya" (Abu Dawud: sahih). Sebaiknya pembatas
tersebut berjarak tiga jengkal dari tempatnya berdiri dan sejengkal
dari tempat sujudnya. (Fathul Bari).
3. Meletakkan tangan kanan
di atas tangan kiri di atas dada. Rasulullah s.a.w. bersabda: Kami para
nabi diperintahkan agar dalam sholat meletakkan tangan kanan di atas
atas tangan kiri (Thabrani:sahih). Imam Ahmad menjelaskan bahwa
tujuannya adalah agar kita menundukkan diri di depan Allah dengan
khusyu'. Ibnu Hajar mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap
seorang yang meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti itu
lebih mengantarkan kepada kekhusyu'an.
4. Mengarahkan pandangan
mata pada tempat sujud. Dai Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. ketika sholat
beliau menundukkan kepalanya dan pandangannya tertuju ke tempat sujud.
(Hakim:sahih). Begitu juga ketika beliau memasuki Ka'bah beliau tidak
memalingkan pandangannya dari tempat sujudnya hingga keluar dari
Ka'bah". (Hakim: sahih).
Bagaimana dengan pendapat sebagian
orang yang melakukan sholat dengan memejamkan mata dengan dalih itu
bisa mengantarkan kepada kekhsyu'an. Sesungguhnya itu bertentangan
dengan contoh yang diberikan Rasulullah s.a.w. Beliau diriwayatkan tidak
pernah sholat dengan memejamkan mata. Namun demikian para ulama beda
pendapat mengenai masalah itu. Imam Ahmad mengatakan memejamkah mata
saat sholat hukumnya makruh karena itu kebiasaan orang Yahudi. Sebagian
ulama mengatakan tidak makruh asalnya demi tujuan baik, misalnya kalau
tidak memejamkan mata terganggu oleh obyek-obyek visual yang ada di
depannya atau di sekitar tempat sholat, maka memejamkan mata pada
kondisi seperti itu dianjurkan.
1. Sebagian ulama melihat bahwa
meragamkan bacaan sholat dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an karena
menciptakan suasana baru dalam melaksanakan sholat. Misalnya redaksi
bacaan doa iftitah, ruku', sujud, I'tidal, duduk antara dua sujud dan
tashahhud ada beberapa riwayat sahih yang berbeda-beda. Membacanya
dengan redaksi yang berbeda-beda dapat mempersegar suasana sholat dan
mengantarkan kepada kekhusyu'an. Begitu juga bacaan-bacaan surat setelah
fatihah dapat dilakukan dengan variasi ayat yang berbeda-beda.
2.
Disunnahkan membaca ta'awwudz (أغوذ بالله من الشيطان الرجيم) ketika
merasakan ada gangguan konsentrasi dalam sholat. Konon ketika seorang
hamba hendak melaksanakan sholat, syetan menurunkan pasukannya yang
disebut Khanzab untuk mengganggu orang sholat. Abi 'Ash r.a. berkata
kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah syetan telah mengganggu sholatnya
dan membolak balikkan bacaannya, Rasulullah bersabda: Itu syetan bernama
Khanzab kalau kamu merasakannya maka bacalah ta'wudz lalu tiuplah ke
kiri tiga kali". Iapun melakukannya dan syetan tidak lagi mengganggunya.
(Muslim).
Rasulullah juga mengingatkan: Kalau kalian sholat
maka datanglah syetan mengganggu kalian, sehingga kalian lupa hitungan
rakaatnya. Kalau kalian merasakannya maka sujudlah dua kali ketika ia
duduk (Bukhari). Rasulullah juga mengingatkan bahwa Syetan datang kepada
kalian ketika sholat lalu membuka tempat duduk kalian, lalu ia
merekayasa agar dia ragu apa kentut apa tidak, kalau kalian merasakan
itu janganlah membatalkan sholat hingga dengar suara atau mencium bau
(Thabrani: sahih). Bahkan konon syetan juga menganggu orang yang sholat
dengan isu-isu kebaikan seperti masalah dakwah, masalah sunnah, masalah
keilmuan dan politik agar sholatnya tidak lagi terfokus.
3.
Bacalah cerita orang solih terdahulu bagaimana mereka berkhusyu' dalam
sholatnya. Ali r.a. ketika hendak sholat maka mukanya berubah, lalu ia
ditanyai tentang itu, beliau menjawab: datang waktu ketika amanah
ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka menolak
tapi aku kini membawanya. Konon mereka ketita sholat memerah wajahnya
karena takut akan menghadap Allah. Salah seorang sahabat diceritakan
terkena panah saat berperang, lalu ia minta agar dicabut saat ia sholat
karena saat itu ia lupa semuanya dan hanya ingat Allah.
4.
Berdoa dalam sholat, khususnya saat sujud. Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Kondisi paling antara hamba dan Tuhannya adalah saat sujud,
maka perbanyaklah doa" (Muslim).
5. Dzikir setelah sholat.
Setelah melaksanakan sholatnya hendaknya seorang hamba melakukan dzikir
selesai sholat untuk memperkuat dan menyempurnakan sholatnya. Tentu
saja tidak hanya dzikir dalam lisan tapi juga diresapi makna dan
kandungannya.
Adapun perkara-perkara yang mengganggu kekhusyu'an adalah sbb:
1.
Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yang
mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar dan ornamen yang menarik
perhatian orang sholat. Aisyah r.a. pernah mempunyai kelambu di
rumahnya berwarna-warni, lalu Rasulullah memintanya agar menyingkirkan
itu karena itu mengganggu sholat beliau. (Bukhari). Maka hendaknya
melakukan sholat di tempat yang jauh dari kebisingan dan banyak orang
lalu lalang, tempat orang ngobrol, apalagi tempat hiburan dan
bersenang-senang karena itu akan mengganggu kekhusyu'an sholat. Begitu
juga agar lokasi sholat tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar para sahabat melakukan sholat
dhuhur saat cuaca agak dingin.
2. Memakai
pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik
pandangan mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat.
Rasulullah pernah sholat dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang
berwarna-warni lalu beliau meminta untuk menyingkirkannya. (Bukhari
dll.).
3. Hindari solat di waktu makan.
Rasulullah s.a.w. bersabda"Tidak baik sholat di hadapan makanan"
(Muslim). Riwayat lain mengatakan "Ketika maka malam sudah siap dan
datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam" (Bukhari).
4.
Hindari menanah buang air besar, kecil dan angin.
Rasulullah s.a.w. melarang sholat sambil menahan kencing (Ibnu
Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan bahwa Rasululllah s.a.w. bersabda
kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc maka pergilah ke wc dulu (Abu
Dawud:sahih).
5. Hindari sholat dalam keadaan
ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda "Kalau kalian sholat dan
ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang dikatakan" (Bukhari).
Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika kalian ngantuk dan
melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta ampunan Allah tapi
malah mengumpat dirinya. (Bukhari)
6. Hindari
sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan
menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda "Janganlah
kau membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau
terpaksa melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).
7.
Jangan membaca terlalu keras sehingga mengganggu
orang sholat di samping kita. Rasulullah s.a.w. bersabda "Ingatlah bahwa
kalian semua menghadap Allah, janganlah saling mengganggu, jangan
membaca lebih keras dari saudaranya dalam sholat" (Abu Dawud: sahih).
8.
Jangan tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w.
mengingatkan bahwa tengak-tengok dalam sholat adalah gangguan syetan.
(Bukhari). Dalam hadist lain dikatakan "Allah senantiasa melihat
hambanya saat sholat selama ia tidak menengok, kalau menengok maka Allah
meninggalkannya" (Abu Dawud: sahih).
9.
Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Ada
orang-orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak
kembali" (Ahmad:sahih).
10. menahan mulut
ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w. Ketika kalian menguap
saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut
kalian" (Muslim).
11. Jangan sholat seperti
kebiasaan binatang. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. melarang
sholat seperti patukan gagak, duduknya harimau dan menjalankan ibadah di
tempat yang satu seperti onta (Ahmad: sahih).
Akhirnya, khusyu'
ini berat tapi dapat kita jalankan melalui latihan dan membiasakan
diri. Salah satu upaya agar kita dapat melakukan khusyu' dengan mudah
adalah dengan memperbanyak doa:
اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي بِالثَّلْجِ
وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ ، اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ
الْخَطَايَا كَمَا طَهَّرْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ ،
وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ ذُنُوبِي كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ،
وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ، وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ ، وَعِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ
، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ هُؤُلاَءِ الأَرْبَعِ ،
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِيشَةً نَقِيَّةً وَمَيْتَةً سَوِيَّةً
وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍى.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Disusun Muhammad Niam
Dari berbagai sumber.
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/seputar-ramadhan/15-pengajian/1221-tip-tip-khusyu-dalam-sholat
Share
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari) <---> Bagi yang membaca ini alangkah baiknya untuk membagikan pada yang lain, Ayo silahkan dishare.... Teruskan ilmu, jangan disimpan sendiri...
Rabu, 21 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ayo bersedekah setiap hari
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270)
Lihat catatan keuangan anda/keuangan perusahaan anda !
Apakah pengeluaran lebih besar dari pemasukan? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang pailit.
Apakah pengeluaran dan pemasukan seimbang? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang rugi.
Apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang beruntung.
Hari ini mesti lebih baik dari ari kemarin dan hari esok meski lebih baik dari hari ini.
Perbanyak infaq anda jika anda mengalami kerugian, jangan berhenti berinfaq ketika anda meraih keuntungan yang banyak. Justeru semakin banyak untung, akan semakin keranjingan berinfaq.
Ayo salurkan sebagian rezeki anda kepada orang-orang yang ada di sekitar anda, atau juga bisa melalui program yang kami tawarkan berikut ini :
1. Zakat
2. Infaq/shadaqah
3. Wakaf
Salurkan sebagian rezeki anda melalui salah satu nomor rekening berikut :
Mohon konfirmasinya seberapapun harta yang anda infaqkan
Bila sudah ditransfer mohon konfirmasi via WA ke nomor 082354458007 caranya :
1. Zakat
Ketik : ZAKAT_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : ZAKAT 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.011,-
2. Infaq/shadaqah
Ketik : INFAQ_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 2.000.022,-
3. Waqaf
Ketik : WAQAF_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 5.000.000,-
4. Anak Yatim
Ketik : YATIM_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 3.000.033,-
5. Buka Puasa
Ketik : PUASA_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Terimakasih atas partisipasinya kepada rekan-rekan yang telah berbagi terutama buat mereka yang belum melakukan konfirmasinya, semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik dan menjadi amalan yang akan memperberat amal kebaikan di yaumil akhir.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270)
Lihat catatan keuangan anda/keuangan perusahaan anda !
Apakah pengeluaran lebih besar dari pemasukan? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang pailit.
Apakah pengeluaran dan pemasukan seimbang? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang rugi.
Apakah pemasukan lebih besar dari pengeluaran? Jika Ya, berarti anda termasuk orang yang beruntung.
Hari ini mesti lebih baik dari ari kemarin dan hari esok meski lebih baik dari hari ini.
Perbanyak infaq anda jika anda mengalami kerugian, jangan berhenti berinfaq ketika anda meraih keuntungan yang banyak. Justeru semakin banyak untung, akan semakin keranjingan berinfaq.
Ayo salurkan sebagian rezeki anda kepada orang-orang yang ada di sekitar anda, atau juga bisa melalui program yang kami tawarkan berikut ini :
1. Zakat
2. Infaq/shadaqah
3. Wakaf
4. Anak Yatim
5. Buka Puasa
Salurkan sebagian rezeki anda melalui salah satu nomor rekening berikut :
--> Bank BRI Syariah No Rek. 1041682996
--> Bank Muamalat No Rek. 3560009874
--> Bank Mandiri No Rek. 114-00-0594415-5
--> Bank BCA No Rek. 8110330589
Semua atas nama Wagimin.Mohon konfirmasinya seberapapun harta yang anda infaqkan
Bila sudah ditransfer mohon konfirmasi via WA ke nomor 082354458007 caranya :
1. Zakat
Ketik : ZAKAT_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : ZAKAT 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.011,-
2. Infaq/shadaqah
Ketik : INFAQ_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 2.000.022,-
3. Waqaf
Ketik : WAQAF_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : INFAQ 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 5.000.000,-
4. Anak Yatim
Ketik : YATIM_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 3.000.033,-
5. Buka Puasa
Ketik : PUASA_tanggal_nama_Asal_Bank_jumlah
Contoh : YATIM 01012011 Hamba Allah di Surabaya BRI Syariah Rp. 1.000.033,-
Penolong Misterius
Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang bergaung indah memenuhi angkasa.
"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.
Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.
Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.
"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.
Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.
Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.
Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.
"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.
Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.
"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.
"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.
Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.
"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.
"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.
Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.
Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?
Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.
Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!
"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.
Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.
"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.
"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.
"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.
"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.
"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.
Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.
"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."
"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.
Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.
"Sekarang pulanglah!" kata Ali.
Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.
"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.
Ali tersenyum dan mengangguk.
"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.
"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.
Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.
Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.
Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.
"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"
"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.
Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.
Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.
"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.
Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.
Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.
"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.
Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.
Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.
Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.
"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.
Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.
"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.
"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.
Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.
"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.
"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.
Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.
Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?
Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.
Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!
"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.
Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.
"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.
"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.
"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.
"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.
"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.
Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.
"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."
"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.
Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.
"Sekarang pulanglah!" kata Ali.
Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.
"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.
Ali tersenyum dan mengangguk.
"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.
"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.
Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.
Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.
Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.
"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"
"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.
Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.
Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar