الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ :اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ilustrasi (photobucket/onik_1980)
dakwatuna.com -Suatu
kebahagiaan bagi kita bila kewajiban yang Allah swt bebankan kepada
kita dapat kita laksanakan dengan sebaiknya. Salah satunya adalah ibadah
Ramadhan, khususnya puasa yang baru saja kita selesaikan. Kita
berharap makna-makna penting dari ibadah Ramadhan memberi warna positif
dalam kehidupan kita ke depan, paling tidak hingga Ramadhan tahun yang
akan datang.
Meskipun demikian setelah merenung dan mengevaluasi,
kita juga menjadi sedih karena Ramadhan yang begitu cepat berlalu belum
optimal rasanya kita isi dengan ibadah dan dakwah. Ya Allah, Ya Tuhan
kami. Begitu banyak waktu kami tersita untuk hal-hal yang tidak penting,
menghabiskan malam dan menunggu saat berbuka dengan sesuatu yang
sekadar hobi dan hura-hura. Kurangnya rasa syukur atas rizki juga
membuat kami selalu merasa kurang dengan apa yang sudah engkau berikan
sehingga terlalaikanlah diri kami hingga tidak sedikit orang yang
meskipun sedang berpuasa Ramadhan tetap saja menghalalkan segala cara
dalam mendapatkan rizki.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Terwujudnya
kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa yang bahagia dan sejahtera
merupakan dambaan semua orang. Untuk mencapainya, diperlukan usaha yang
sungguh-sungguh dari semua pihak. Paling tidak, ada tiga kunci yang
harus kita miliki dan kita laksanakan dalam hidup ini.
Pertama, Taqwa. Pada
diri manusia, ada dua potensi sekaligus yang dapat membuat dirinya
menjadi orang yang sangat baik atau sangat buruk, dua potensi itu adalah
sifat taqwa dan sifat fujur (durhaka). Allah swt berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا. فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu dan
merugilah orang-orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams [91]:8-10).
Taqwa
adalah memelihara diri dari siksa Allah dengan mengikuti segala
perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dalam situasi dan kondisi
yang bagaimanapun juga, bahkan di manapun seseorang berada. Ketaqwaan
kepada Allah swt merupakan kunci kemuliaan bagi manusia, karenanya
setiap mukmin harus berusaha untuk bertaqwa dengan sebenar-benar
ketaqwaan sehingga hal ini tidak hanya ditekankan kepada umat Nabi
Muhammad saw, tapi juga kepada umat-umat sebelumnya, Allah swt
berfirman:
وَلِلَّهِ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي
الأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا
“Dan kepunyaan Allahlah
apa yang di langit dan di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan
kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada
kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka
(ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi
hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. An
Nisa [4]:131).
Manakala ketaqwaan kepada Allah swt sudah
ditunjukkan, maka kebahagiaan dan kesejahteraan akan diraih manusia
dengan diperolehnya jalan keluar atas persoalan hidup, memperoleh rizki,
bahkan rizki yang tidak terduga, memperoleh kemudahan dari kesulitan
dan yang lebih membahagiakan adalah memperoleh ampunan dan ditutupinya
dosa, Allah swt berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa
bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar
dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS Ath
Thalaq [65]:2-3).
Pada ayat lain, Allah swt juga berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Dan
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Thalaq [65]:4).
Sedangkan yang juga amat membahagiakan ketaqwaan disebutkan oleh Allah swt:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
“Dan
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (QS Thalaq [65]:5).
Bila taqwa sudah bisa kita wujudkan dalam hidup ini, maka kita pun akan menjadi manusia yang paling mulia di hadapan Allah swt:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu terdiri dari seorang lelaki
dan perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
di sisi Allah di antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat
[49]:13).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci
Kedua untuk meraih Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat adalah
saling sayang menyayangi dengan sesama.
Di samping itu keindahan hidup juga bisa dilihat dan dirasakan bila
kasih sayang antar sesama menjelma dalam kehidupan sehari-hari. Paling
tidak, ada empat hal yang harus diwujudkan sebagai cermin dari saling
sayang menyayangi antar sesama kita.
Pertama,
saling menghormati sehingga tidak ada buruk sangka, tidak mengejek, dan
tidak memanggil dengan panggilan yang buruk, tidak mencari aib atau
kejelekan, serta tidak menggunjing, Allah SWT berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ
يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ
خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا
بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ
يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا
تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ
يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi
mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olokan) dan jangan pula wanita wanita-wanita mengolok-olokan
wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar
yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
orang-orang yang zhalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di
antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al Hujurat
[49]:11-12).
Kedua, Tolong
Menolong, ini merupakan sesuatu yang saling dibutuhkan, sehebat dan
sekuat apapun manusia ia membutuhkan pertolongan. Kerjasama dalam
kebaikan, bahkan sedapat mungkin menolongnya bila dalam kesusahan,
meskipun dia sendiri berada dalam kesusahan, dia harus berusaha
mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana dia mencintai dirinya
sendiri, seperti dalam firman Allah: “
Dan tolong menolonglah kamu
dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran.” (QS Al Maidah [5]:2).
Di dalam satu hadits, Rasul SAWbersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak
beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas).
Di
antara maksud ta’awun dalam kebajikan adalah menghilangkan atau paling
tidak mengurangi kesulitan orang lain, bila ini dilakukan, keutamaannya
adalah ia akan dihilangkan kesusahannya oleh Allah Swt dalam kehidupan
di akhirat, bahkan orang yang suka menolong akan mendapatkan pertolongan
dari Allah Swt, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ
نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَعَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ وَاللهُ
فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيْهِ
“Barangsiapa
menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan
menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib
seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di hari kiamat. Allah
selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (HR.
Muslim).
Ketiga, Saling
Memberi Nasihat (taushiyah), sehingga seorang muslim yang hendak
melakukan kesalahan akan meninggalkannya, dan bila terlanjur salah, maka
kesalahan itu tidak sampai menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, orang
baik membutuhkan nasihat agar ia bisa mempertahankan dan meningkatkan
kebaikan, sedangkan orang yang belum baik membutuhkan nasihat agar
menjadi baik, ini akan mencegah manusia dari kerugian, Allah SWT
berfirman:
وَالْعَصْرِ.إِنَّ
الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
”Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shalih serta nasihat menasihati supaya
mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
(QS Al Ashr [103]:2-3).
Keempat, Melindungi
Keselamatan Harta dan Jiwa sehingga adanya seorang muslim akan
memberikan ketenangan bagi muslim lainnya, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيْهِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يُعْتِقَهُ مِنَ النَّارِ
“Siapa saja yang melindungi harta benda saudaranya, Allah akan lindungi wajahnya dari sentuhan api neraka.” (HR. Ahmad).”
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:
أَلْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ الْمُؤْمِنُوْنَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ
“Seorang
mukmin adalah mereka yang mampu memberikan keamanan bagi mukmin
lainnya, baik keamanan diri maupun harta.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan
Hakim).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci
ketiga untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan adalah melaksanakan
Tanggung jawab. Kehidupan
yang baik akan terwujud manakala masing-masing orang, sebagai apapun
dia dan di manapun berada dapat menunjukkan rasa tanggungjawab, baik
sebagai pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa. Karena itu, harus
kita sadari bahwa banyak sebutan yang ada pada diri kita, dibalik itu
ada kewajiban yang harus kita tunaikan, sebutan sebagai suami, istri,
orang tua, anak, pengurus masjid hingga pemimpin dan pejabat pada setiap
tingkatannya. Namun, yang amat kita sayangkan adalah banyak orang yang
tidak bertanggung jawab sehingga terjadi kekacauan dan kesengsaraan,
padahal segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban, Allah SWT
berfirman:
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al Isra [17]:36)
Dalam
kehidupan pribadi dan keluarga, masing-masing orang bertanggung jawab
hingga ke akhirat nanti, karenanya Allah swt menegaskan kepada kita agar
jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka. Bahkan dalam konteks
kepemimpinan, kita juga memahami bahwa Rasulullah saw pernah bersabda
yang menyebutkan bahwa setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban tentang kepemimpinan itu. Karena itu, pemimpin yang
bertaqwa kepada Allah swt amat kita butuhkan dalam hidup ini.
Dengan
demikian, setiap kita harus berusaha untuk terus berjuang mengembangkan
kehidupan yang baik dan sejahtera, meskipun kendala yang kita hadapi
sangat besar. Akhirnya mari kita tutup ibadah shalat Id kita hari ini
dengan berdoa:
اَللَّهُمَّ
انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ
وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ
الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
“Ya Allah, tolonglah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah
kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan.
Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun.
Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.
Berilah kami rizki
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.”
اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ
لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا
الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى
كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
“Ya
Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng
bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat
hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami.
Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap
kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari
segala kejahatan.”
اَللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ
مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ
الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى
مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ
الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
“Ya Allah, anugerahkan kepada kami
rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat
kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke
surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan
bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami
kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami
masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau
jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau
jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan
jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi
kami.”
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
“Ya Allah, ampunilah dosa kaum
muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup
maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar,
Dekat dan Mengabulkan doa.”
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
“Ya
Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia,
kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.”